oleh

Gula Pasir Tembus 17 Ribu, Komite Pedagang Pasar Siap Serbu Istana

SUARAMERDEKA.ID – Komite Pedagang Pasar (KPP) menyesalkan gejolak naik dan kelangkaan stok gula pasir hampir merata di pasar tradisional seluruh Indonesia. Harga gula pasir di seluruh pasar dan warung meroket dari harga normal 11.500 perkilo, melonjak hingga 17 ribuan per kilo.

Menurut Ketua Umum Komite Pedagang Pasar Abdul Rosyid Arsyad, kenaikan harga dan kelangkaan gula pasir sudah terpantau di pasar tradisional se Indonesia dalam sepekan terakhir. Terjadi hampir merata di wilayah Kota dan Kabupaten se Indonesia.

“Saat ini harga gula pasir merangkak naik kemarin pada kisaran harga 16.000 perkilo. Tapi hari ini sudah sampai di harga 17.000 perkilo. Bahkan sudah hampir merata di pasar tradisional se Indonesia. Bahkan sudah terjadi kelangkaan di toko dan warung sekitar permukiman warga,” ujar Rosyid Arsyad, di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Lanjut Ketua Umum KPP, kenaikan harga gula yang begitu cepat ini sudah mulai menimbulkan keresahan di kalangan seluruh pedagang dan lapisan masyarakat. Ia mengaku hampir setiap hari pihaknya mendapat keluhan dari berbagai pihak.

“Saya setiap waktu banyak keluhan dari pedagang dan masyarakat. Gula pasir yang terus naik harganya dan langka susah di belinya. Untuk kebutuhan usaha dan konsumsi” kata Rosyid Arsyad.

Ironisnya menurut Rosyid Arsyad, kelangkaan gula pasir bukan saja di pasar tradisional, tapi di wilayah Propinsi Jawa Timur. Wilayah yang notabene adalah salah satu provinsi pemasok gula pasir nasional.Karena menurutnya di Jawa Timur banyak pabrik gula yang dikelola BUMN seperti PTPN X, XI, XII dan RNI maupun milik swasta.

Baca Juga :  Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur PDIP Dukung Prabowo-Sandi
“Seluruhnya tidak ada stok lagi dan harga gula di wilayah Jawa Timur sudah tembus di angka 17.000 per kilo, saya jadi merasa aneh dan bingung dengan merangkak naik terus harga gula pasir dan kelangkaan gula sudah terjadi di pasar tradisional dan toko atau warung sekitar permukiman warga,” ujar Ketua Umum Komite Pedagang Pasar.

Ia mengklaim, sudah banyak dari Komite Pedagang Pasar yang menelusuri ke provinsi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional. Bahkan sampai ke Lampung ke pabrik gula GMP dan Blora ke pabrik gula GMM dan wilayah lainnya.

“Di gudang Bulog kosong tidak ada gula pasir, di provinsi lampung ada GMP, di Blora ada GMM, PTPN juga ada banyak di beberapa wilayah Indonesia, di Jawa Timur juga ada banyak pabrik- pabrik gula, baik milik BUMN seperti PTPN X, XI, XII dan RNI maupun milik perusahaan-perusahaan swasta, dengan banyaknya pabrik gula seperti itu kenapa gula langka dan harga gula pasir sampai hari ini sudah tembus 15 ribu sampai 17 ribu per kilo, padahal harga eceran tertinggi itu 12.500. Satgas pangan harus cek terus harga di pasar dan bisa selidiki telusuri mungkin saja ada yang menimbun gula” tegas Rosyid Arsyad.

Baca Juga :  Jokowi Tegaskan Indonesia Belum Ada Opsi Kebijakan Lockdown

Ia mengingatkan, musim giling pabrik gula di Jawa timur sepakat dimulai setelah Lebaran Idul Fitri 2020. Rosyid Arsyad meminta pemerintah untuk waspada, jangan sampai langka gula dengan waktu lama.

“Dan jangan sampai waktunya, bisa cepat mendadak gula ada tapi harganya melambung tinggi. Ini sebentar lagi menghadapi bulan suci Ramadhan dan lebaran idul fitri. Sekarang saja pedagang dan masyarakat sudah resah dan gelisah. Gula yang jadi salah satu kebutuhan pokok, harganya terus naik dan langka. Kekosongan gula sekitar 4 bulan ke depan di Jawa Timur. Yang paling riskan itu, sebentar lg memasuki bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri,” ujar Rosyid Arsyad.

Ia menghimbau pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi, menelusuri naik terus harga dan adanya kelangkaan gula. Agar bisa ada solusi segera untuk antisipasi situasi dan tidak berkepanjangan.

“Harga gula naik, langka. Pedagang dan masyarakat siap serbu Istana Negara, Kementerian, sampai ingin hajar penimbun gula,” tegas Rosyid Arsyad. (OSY)

Loading...