oleh

Irma Suryani Chaniago Sebut Penyebaran Virus Corona Tak Terkontrol Karena Karakter dan Kebiasaan Orang Indonesia

SUARAMERDEKA.ID – Politisi partai Nasdem Irma Suryani Chaniago menyebut penyebaran virus corona (Covid-19) menjadi tidak terkontrol karena karakter dan kebiasaan banyak orang Indonesia yang tidak peduli terhadap kesehatan diri.

Mantan anggota DPR RI 2014-2019 ini menuturkan, tercatat pada 21 Maret 2019, sejumlah 450 orang terinfeksi covid-19. Dal jumlah tersebut, 38 orang meninggal dan 20 orang dinyatakan sembuh.

“Artinya, dari 450 org yang terinfeksi, ada 8,4 persen yang meninggal dan hanya 4,4 persen yang sembuh,” kata Irma Suryani Chaniago dalam pernyataannya, Sabtu (21/3/2020).

Ia melanjutkan, penanganan pandemi virus corona di tiap negara akan berbeda dengan negara lain. Menurutnya, apa yang dilakukan Indonesia sebenarnya sudah tepat. Irma kemudian menyebutkan tindakan pemerintah dari mulai closedown beberapa provinsi, hingga kebijakan meliburkan semua sekolah dan program work form home.

“Namun karakter dan kebiasaan banyak orang Indonesia yang tidak peduli terhadap kesehatan diri sendiri apa lagi dengan kesehatan orang lain dengan tidak mengindahkan himbauan pemerintah untuk tidak berkumpul di area area publik (mall, tempat rekreasi, tempat ibadah, dan lain-lain) mengakibatkan penyebaran virus ini menjadi tidak terkontrol,” tegas Irma Suryani Chaniago.

Ditambahkannya, langkah-langkah antisipasi yang diambil oleh Pemerintah dalam hal ini presiden sudah baik. Diantaranya  membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berkoordinasi dengan kementerian terkait (Kemenkes). Ia juga menilai Menkominfo sudah memperlihatkan kinerja positifnya dengan informasi-informasi yang disampaikan pada publik tentang bagaimana publik harus bersikap dan mencari pertolongan. Irma juga memuji Kementerian Pendidikan yang dinilainya cepat tanggap dengan mengeluarkan program belajar form home.

Baca Juga :  IJTI Papua Barat: Jurnalis Jaga Kesehatan Dalam Tugas Liputan Virus Corona

“Hanya saja yang tampak gagap dan kedodoran adalah Kementerian Pariwisata dan Kemenhub yang telat mengambil langkah,” ujar Irma.

Kementerian Pariwisata dianggap politisi Nasdem ini terlambat dalam menghentikan masuknya turis-turis ke provinsi-provinsi kunjungan wisata. Begitu juga Kemenhub, yang menurut Irma, tidak tegas dalam berkoordinasi dengan dinas terkait. Seperti imigrasi, Angkasa Pura dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Angkasa Pura dan ASDP dianggap lalai dengan tidak menutup bandara dari penerbangan luar negeri. Sedangkan imigrasi tidak melakukan pemeriksaan dan inventarisasi intensif pada turis-turis asing yang masuk.

“Namun apapun yang sudah terlewat, tentu tidak perlu lagi diperdebatkan. Kita hanya bisa menjadikan semua itu pelajaran berharga. Agar kedepan, selain perlu the righ man in the righ place, kita juga wajib untuk tidak menganggap enteng kasus pandemi. Pelajaran terbesar bangsa ini adalah reformasi yang kebablasan dan sikap masa bodoh yang berlebihan baik pada lingkungan maupun pada kesehatan,” tegas Irma Suryani Chaniago.

Ia menegaskan, ketidakpedulian orang Indonesia pada kesehatan publik dapat dilihat dari besarnya defisit anggaran BPJS. Menurutnya, besarnya defisit tersebut karena terlalu banyak yang sakit.

Baca Juga :  Impor Bawang Putih dan Ilusi Swasembada. Opini Djumriah Lina Johan

“Dan ketidakpedulian pada lingkungan dapat dilihat dari maraknya demo-demo setiap hari. Yang faktanya mengakibatkan ketidakkondusifan dunia usaha dengan hengkangnya banyak industri besar ke Vietnam dan China. Begitu pula ketidakpedulian pada regulasi. Dengan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas (seenaknya melanggar jalur satu arah), parkir seenaknya, dan lain-lain,” imbuhnya. (OSY)

Loading...