oleh

Irwan Muwance: Anak Saya Qidam Bukan Teroris, Dia Dibunuh Polisi

SUARAMERDEKA.ID – Guratan duka masih tampak diwajah Irwan Muwance, ayah Qidam Alfarizki, remaja yang meregang nyawa usai diberondong tembakan Aparat Kepolisian yang tergabung dalam Satgas Tinombala, lelaki berperawakan kurus tersebut nampak memendam kesedihan mendalam akibat tewasnya anak sulungnya tersebut.

Ditemui dirumahnya yang sederhana, lelaki berjanggut tipis ini menerima awak media di ruang tamu tak berkursi di desa Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso, Sabtu (11/04/2020).

Dalam pertemuan tersebut, Irwan Muwance (40) menjelaskan kronologi kematian sang anak. Menurutnya dirinya mengetahui anaknya tewas setelah diberi tahu oleh anak keduanya.

“Adiknya Qidam kase tau saya kalo kakaknya telah tewas tertembak di sekitar Polsek Poso Pesisir Utara. Itu sekitar jam 9 pagi hari Jumat (10/04/2020). Dan saya langsung ke Polsek sama adiknya tanya kebenaran informasi itu ” kata Irwan Muwance, ayah Qidam mengawali percakapan.

Di Polsek PPU, ayah almarhum sempat bersitegang dengan Polisi dikarenakan aparat Polsek tidak bisa memberikan kejelasan siapa yang menembak mati anaknya.

” Polisi hanya diam. Ada sebagian yang coba membujuk saya agar tenang ” ujarnya lirih.

Keluarga Qidam Alfarizki mendapatkan informasi kalau jenazah keluarganya dibawa ke Kota Palu untuk kepentingan Otopsi. Siang itu juga jenazah dikabarkan akan diantar ke Tambarana oleh Pihak Kepolisian.

Baca Juga :  Pernyataan JAKI tentang Kematian Pemimpin ISIS Al Baghdadi dan Juru Bicara Pengganti Kepemimpinan

Jenazah Qidam Alfarizki diantar Pihak Kepolisian di Desa Tumora, desa terujung di kabupaten Poso yang berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong. Jenazah tiba diantar oleh mobil Ambulans dan diturunkan di perbatasan Kabupaten Poso.

Sebelum dikebumikan, pihak keluarga memeriksa kondisi jenazah, sejumlah luka tembak dan luka sayatan yang telah dijahit kembali ditemukan ditubuh mayat. Bahkan ada bekas luka sayatan memanjang di kaki kiri hingga tembus ke arah atas alat vital korban yang telah dijahit kembali.

”Saya yang turut memandikan jenazah anak saya. Semua luka dan bekas tembak saya lihat jelas. Saya yakin anak saya disiksa sebelum ditembak mati,“ ujar Ayah Qidam Alfarizki.

Perasaan duka keluarga Almarhum Qidam Alfarizki semakin bertambah ketika malamnya Polda Sulteng melalui Kabid Humas Polda Sulteng,Kombes Didik Supranoto di beberapa media mengeluarkan statemen. Yang mengatakan jika remaja kelahiran Tambarana 20 tahun silam ini terlibat aksi terorisme dan menjadi simpatisan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang telah menjadi DPO Aparat Keamanan.

“Saya tidak terima Polisi bilang anak saya terlibat kasus terorisme. Anak saya tidak pernah terlibat kegiatan yang mencurigakan, apalagi dibilang ikut MIT. Itu fitnah dan bohong,” protesnya.

Baca Juga :  Video Penangkapan Teroris Penembakan di Masjid di Selandia Baru

Dirinya meminta Polisi khususnya Kapolda Sulawesi Tengah untuk segera mengklarifikasi pernyataan Kabid Humasnya, Kombes Didik Supranoto di beberapa media. Yang mengatakan Almarhum Qidam Alfarizki sebagai simpatisan terorisme jaringan MIT pimpinan Ali Kalora.

”Saya meminta Kapolda Sulteng mengusut tuntas pelaku pembunuhan anak saya yang sangat sadis yang dilakukan anggotanya. Serta mengklarifikasi dan membersihkan nama baik keluarga saya khususnya almarhum. Atas tuduhan terlibat terorisme,” pesan Irwan Muwance.

Senada dengan Ayah Qidam Alfarizki, tante korban, Misdar Nusra (40) juga meminta pemerintah khususnya pucuk pimpinan Polri untuk turun tangan menyelesaikan kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan aparat keamanan tersebut terhadap keponakannya. Dirinya berharap pelaku penembakan dapat dihukum seberat-beratnya.

”Jika bisa kami meminta. Tolong aparat yang terlibat dalam kematian ponakan kami dihukum berat. Setimpal dengan perbuatannya. Dan bila perlu dipecat dari kesatuannya,” timpalnya tegas.

Qidam Alfarizki, remaja kelahiran Tambarana 29 september 2000 adalah anak sulung dari Irwan Muwance. Almarhum mempunyai tiga saudara kandung. Keseharian Almarhum bekerja serabutan dan sering mangkal di SPBU Tambarana.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kepolisian khususnya Polda Sulteng. Masyarakat berharap Polisi dapat memberikan keterangan yang benar terkait Kasus ini. (portalsulawesi.com)

Loading...