oleh

Prank Berbuah Pujian “Berbakat”?, Prestasi Dibuat Berkarat, Generasi Muda Terancam Galat!

Prank berbuah Pujian “Berbakat”?, Prestasi dibuat Berkarat, Generasi Muda Terancam Galat!. Oleh: Widya Astorina, S.Kom., M.Pd., Praktisi Pendidikan.

Ramadhan 1441 Hijriyah lalu, ramai berita mengenai prank yang dilakukan oleh pemuda asal Bandung bernama Ferdian Paleka (FP). Ia Bersama teman-temannya melakukan ‘prank’ bagi-bagi sembako berisi sampah kepada kaum transpuan. Alih-alih mengakui dan meyesali perbuatannya, ia sempat buron. Ia ditangkap dan mendekam di penjara selama beberapa minggu di Mapolrestabes Bandung. Namun, pada akhirnya FP dibebaskan setelah para korban mencabut laporan mereka. Pemberitaan ini cukup menguras perhatian warganet. Tidak sedikit mereka yang mengecam perbuatan FP dan teman-temannya.

Belum begitu lama ia bebas, warganet kembali dikejutkan dengan pemberitaan baru lagi tentang FP. Ia diundang oleh Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Gun Gun Gunawan. Betapa tidak, dalam pertemuannya, Gunawan menyampaikan kalimat pujian kepada FP. Gunawan mengatakan “saya menyambut kedatangan anak-anak yang muda penuh bakat ini, karena tujuannya untuk meminta maaf kepada masyarakat Kebupaten Bandung, jika Allah saja bisa memaafkan hamba-Nya, kenapa kita tidak” (Sumber : Pikiran Rakyat, 9/6/2020). “Tinggalkan yang sudah, tatap masa depan dengan lebih baik. Jika menemui tantangan berat dalam masa recovery, ingat kita masih punya Allah”.

Pernyataan Gunawan sontak membuat terheran-heran dan menuai protes warganet. Beragam komentar yang ditujukan kepada wabup kabupaten Bandung itu. Undangan dan pujian kepada FP dinilai terlalu berlebihan dan salah orang. Mengingat apa yang dilakukan FP tidak menunjukan bakat dan nilai positif. Begitupun dengan kebanyakan konten yang ia posting, adalah konten-konten negatif. Warganet menyayangkan apa yang disampaikan wabup kepada FP. Secara tidak langsung, wabup Kabupaten Bandung ini membuat framing satu tokoh muda yang patut dicontoh. Katakanlah contoh baik dalam kelapangan dada dan kerendahan hati FP dalam berucap maaf. Namun, yang terlanjur dipandang dan dihukumi oleh warganet, terutama muda-mudi adalah tindakan tidak terpuji yang FP lakukan.

Baca Juga :  Top Score, Anies Makin Banjir Relawan

Betapa miris, muda-mudi saat ini sangat mudah terpengaruh oleh konten-konten yang tidak berfaedah bahkan dapat menjerumuskan pada kemaksiatan. Di zaman teknologi informasi saat ini hal yang menjadi viral menjadi lebih penting dari pada kebermanfaatan informasi yang disampaikan. Sehingga apapun yang diunggah sebagai konten akun media sosialnya, haruslah yang sensasional dan kontroversial. Sekalipun apa yang diunggah jauh dari acuan halal-haram.

Sebagai upaya memberikan contoh baik kepada generasi muda, masih banyak sekali muda-mudi berbakat dengan segudang prestasi dan dapat menginspirasi yang layak dijadikan figur panutan muda-mudi. Sebagai contoh, seorang pemuda bernama Syekh Asal Syu’bah bin Haji Yanto al-Makki al-Banjari atau yang akrab disapa Ustadz Ashal. Pemuda asal Indonesia yang didaulat menjadi imam tetap di Mekkah, Arab Saudi sejak usia 15 tahun, ia begitu fasih membaca Al-Qur’an di Masjidil Haram. Pemuda seperti inilah yang semestinya dijadikan figur teladan dan contoh bagi generasi masa depan.

Lebih jauh lagi, para pemuda terbaik sepanjang sejarah peradaban Islam, seperti :

1. Usamah bin Zaid, di usia 18 tahun beliau memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat pada masa itu.

2. Sa’d bin Abi Waqqash, di usia 17 tahun beliau yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.

3. Al Arqam bin Abil Arqam, di usia 16 tahun menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasulullah SAW selama 13 tahun berturut-turut.

4. Zubair bin Awwam, di usia 15 tahun beliau yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasulullah SAW sebagai hawari-nya

Baca Juga :  Degradasi Kebhinekaan Generasi Muda Dapat Membahayakan Keutuhan Bangsa

5. Zaid bin Tsabit, di usia 13 tahun beliau dipercaya sebagai seorang penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai Bahasa Suryani sehingga menjadi penerjemah Rasulullah SAW. Beliau juga hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al-Qur’an.

6. Muhammad Al-Qasim, di usia 17 tahun menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.

7. Abdurrahman An Nashir, di usia 21 tahun, pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.

8. Muhammad Al-fatih, di usia 22 tahun beliau menaklukkan Konstantinopel ibukota Byzantium pada saat jenderal agung merasa putus asa.

Masih banyak tokoh muda berprestasi dan menginspirasi yang dapat dijadikan contoh untuk diteladani guna mencetak generasi cemerlang, baik pada masa kini atau pun pada masa sejarah Islam. Bukan generasi muda yang mendewakan popularitas tetapi minim prestasi dan manfaat bagi sesama. Bukan generasi muda yang secara perlahan merusak akhlak dan karakter generasi masa depan. Juga bukan generasi muda yang mementingkan terkumpulnya pundi-pundi uang melalui konten-konten yang tidak bermanfaat.

Sejatinya, sebagai generasi cemerlang, ucapannya adalah dakwah menuju kebaikan, pandangannya akan menatap jauh ke depan kepada masa depan yang cemerlang, tangannya menggenggam erat pada aturan Allah SWT, langkah yang ia tapaki semata-mata hanya mengharap Ridha-Nya, serta hati dan pikirannya hanya tertuju pada bagaimana melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seperti dalam hadist yang artinya: “Rasulullah SAW bersabda sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki Shabwah” (HR. Ahmad). Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran.

WaAllaahua’lambishshawaab

Loading...