oleh

Nasehat KH Hasri Harahap Kepada Habib Novel: Ini Semuanya Siasah

SUARAMERDEKA – Ketua Umum Forum Syuhada Indonesia (FSI) KH Hasri Harahap mengingatkan Habib Novel Bamukmin, apa yang dilakukan Yusril Ihza Mahendra (YIM) adalah siasah. Nasehat ini diberikan karena sikap Habib Novel atas keputusan YIM menjadi pengacara pribadi Jokowi dianggap terlalu reaksional.

Pernyataan Hasri harahap ini disampaikan dalam Sarasehan Nasional, Jumat (9/11/2018) di RM Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat. Sarasehan ini bertema Forum Tabayun, Menyikapi Pro dan kontra Terhadap Sikap YIM. Acara ini digelar Komite Khittah Gerakan 212 bersama Gerakan Pemuda Islam (GPI).

Hadir dalam sarasehan nasional ini Pendiri Presidium Alumni 212 dan Ketua Umum FSI, KH Hasri Harahap, Sekertaris Jendral GPI selaku wali amanah, Diko Nugroho, DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Azzanil Klana. Hadir juga tokoh PBB, Munawir, Dewan Da’wah selaku wali amanah PBB, Faisal Biki dan Caleg PBB, Habib Novel Bamukmin.

Baca Juga :  Prabowo Kena OTT, Prabowo Gebrak Meja dan Pecat Prabowo?

“Mungkin saya, karena saya lebih tua dari habib novel, saya di DPP FPI tahun 2000 sampai 2004. Saya menasehati sebagai sahabat, sebagai abang. Jangan cepat-cepat justifikasi, sebab kalau kita tuduh orang itu kafir, bisa berbalik kepada kita. Kalau kita tunjuk orang sesat, jangan-jangan kita yang sesat,” ujar Hasri

Hasri Harahap mengingatkan bahwa sesunguhnya muslim itu bersaudara. Maka jika ada permasalahan atau perbedaan antara sesama muslim, islah adalah jawabannya. Hasri mengutip dari hadist, seseorang itu akan menjadi musuh dari apa yang tidak diketahuinya.

“ini semuanya siasah,” jelas Hasri Harahap.

Hasri Harahap menjelaskan bahwa menjadi pengacara Jokowi adalah sebuah hal bisa dimaklumi. Hasri menerangkan bahwa kalimat “siasah” atau yang secara sederhana bisa diartikan sebagai”siasat” ini adalah hal lumrah yang juga pernah dilakukan Kholifah Ali bin Abi Thalib. Bahkan kalimat ini juga pernah diucapkan oleh Imam Besar Umat Islam Indonesia, Habib Rizieq Syihab.

Baca Juga :  Partai Nol Koma itu Bernama PBB, Sebuah Opini Dimas Huda

“Ketua GNPF MUI, yakni Ustad Bakhtiar Nasyir dengan rombongan, pertama pergi ke Beijing, kemudian berbuka puasa dengan Kapolri, yang ketiga masuk ke istana. Ulama masuk ke istana. Ini dihapus oleh imam besar dengan satu bahasa, siasah,” kata Hasri Harahap.

Sementara itu, salah satu sesepuh PBB, Munawir mengakui bahwa kesediaan Ketua Umum PBB menjadi pengacara salah satu calon presiden ini memicu kontroversi. Namun Munawir meminta agar semua pihak tidak menanggapi hal ini secara berlebihan.

“Jika ingin mengklarifikasi, tidak usah ngotot-ngototan. Tidak usah menyudutkan YIM. Bahkan ada kata-kata yang membuat hati jadi agak panas. Seperti “selamat bercebong ria Yusril Mahendra”. Ada yang menyatakan “selamat tinggal PBB”,” sesal Munawir. (OSY)

Loading...