oleh

Dikawal Polisi, Truk Logistik Tumpang Pitu Terobos Hadangan Warga

SUARAMERDEKA – Setelah empat hari di hadang warga untuk tidak masuk melewati jalan desa, truk logistik Tumpang Pitu akhirnya berhasil menerobos dengan pengawalan ketat Satuan pengaman Obyek Vital Nasional (Ovitnas), dibantu dengan personil Polsek Pesanggaran dan Shabara Polres Banyuwangi, Jumat (11/1/2019).

Kendaraan truk bermuatan BBM, Semen dan Peralatan tambang yang berjumlah puluhan unit tiba di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran sekitar Pukul 00.30 WIB, terlihat iring-iringan di belakang mobil milik kepolisian yang mengawal masuk melewati blokade. Warga membiarkan dan tidak melarang pengawalan melintas. Namun saat iring-iringan kendaraan truk tronton logistik Tumpang Pitu mulai masuk melewati jalan tersebut, warga langsung menghadang dan tidak memperbolehkan masuk melewati jalan tersebut.

Warga minta ditunjukkan surat rekomendasi pengunaan jalan yang sudah dijanjikan oleh pihak pengelola tambang.

“Stop perlihatkan dulu surat rekomendasi, jika tidak ada jangan lewat sini,” teriak warga serempak.

Melihat kendaraan yang dikawal dihentikan oleh warga, Kasat Shabara Polres Banyuwangi, AKP. Basori langsung turun dan memerintahkan anggotanya untuk mengamankan jalannya kendaraan. Tanpa terlebih dahulu melakukan negosiasi dengan warga.

Baca Juga :  Kapolres Banyuwangi Pimpin Apel Pasukan Operasi Lilin Semeru 2018

“Jalan terus, jika ada yang menghalangi langsung bawa,” tegas Basori memerintahkan anak buahnya

Karena permintaan warga untuk melihat surat rekomendasi tidak digubris, wargapun pun marah. Secara serentak mereka menghadang dan menghalangi truk yang akan jalan.

Sempat terjadi adu mulut dan dorong-mendorong antara warga dan petugas keamanan. Namun karena jumlah anggota kepolisian yang mengamankan cukup banyak warga pun kalah. Mereka membiarkan puluhan truk logistik Tumpang Pitu bermuatan berat tersebut dapat menerobos masuk menuju lokasi tambang. 

“Kami hanya ingin ditunjukan surat rekomemdasi pengunaan jalan. Jangan mentang-mentang seperti ini,” teriak Nurul Aini (43th) warga desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.

Tidak berhenti sampai disitu, Nurul Aini sempat diseret hendak dibawa ke mobil polisi. Namun dengan sekuat tenaga Nurul Aini berontak. Warga pun akhirnya mengejar mobil petugas yang akan membawa Nurul Aini, hingga akhirnya dilepaskan.

“Ini bentuk kesewenang-wenangan petugas. Mereka membela perusahaan tambang emas dari pada membela warga,” ucap Nurul Aini.

Warga pun menyayangkan keberpihakan aparat kepada perusahaan tambang emas Tumpang Pitu. Kepala Ovitnas, Kompol Mustakim sudah berjanji akan mengadakan pertemuan dengan warga pada hari Senin (14/1/2018) mendatang. Dengan alasan menunggu Camat Pesanggaran yang sedang sakit.

Baca Juga :  Satgas Covid19 Banyuwangi Wajib Humanis Pantau PPKM Darurat dan Bagikan Sembako.

“Ini bukan lagi kesewenang-wenangan. Tapi sudah keberpihakan aparat kepada perusahaan tambang emas,” ucap Yus Anang dibenarkan warga yang hadir.

Sementara itu Kapolres Banyuwangi, AKBP. Taufik Herdiansyah, saat dikonfirmasi mengatakan, kalau semua aspirasi itu ada mekanisme dan wadahnya. Tidak serta merta warga menghadang kendaraan, hanya karena aspirasinya tidak tersalurkan. Apa lagi menghentikan dan mempertanyakan surat rekomendasi. Yang berhak menanyakan hal tersebut adalah petugas.

Selain itu Taufik menjelaskan, jika Kepolisian hanya melihat aspek ketertiban nasional (Kamtibmas).

“Jika ada yang mengganggu, tanpa ada yang minta bantuan pun, polisi langsung mengamankan,” tegas Taufik.

Disinggung adanya permintaan bantuan, Taufik menjelaskan jika salah satu kendaraan ada yang memuat bahan peledak.

“Itu wewenang polisi untuk mengawal, karena ditakutkan terjadi sesuatu. Ditakutkan kendaraan yang membawa bahan peledak terjadi sesuatu, seperti hilang satu saja. Siapa yang bertanggung jawab,” jelas Taufik. (BUT)

Loading...