oleh

Kontroversi Puisi Fadli Zon Doa Yang Ditukar

SUARAMERDEKA – Puisi Fadli Zon ‘Doa Yang Ditukar’ menuai berbagai kritik dan menjadi kontroversi. Puisi ini menjadi makin memanas di tengah hiruk pikuknya pelaksanaan kampanye Pilpres 2019.

Pernyataan sikap juga dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Jaringan Masyarakat Muslim Membangun ( JM3 ) Provinsi Riau. Mereka menyayangkan puisi Fadli Zon “Doa Yang Ditukar” yang mencela doa KH Maimun Zubair (Mbah Moen) Sabtu, ( 9/2/19 ).

“Bagi kami, Mbah Moen adalah seorang ulama sepuh yang karismatik. Dan telah mendidik banyak santri yang tersebar di seluruh Indonesia” kata Armansyah Ketua Pimpinan Wilayah JM3 Provinsi Riau dalam sambungan telpon.

Menurut Armansyah seorang elit politik tidak pantas melakukan hal seperti ini terhadap ulama yang sepuh. Terlebih hanya karena alasan politik. Elit politik seharusnya memberikan teladan bagaimana menghormati tokoh yang sudah sepuh. Walaupun berbeda pemikiran dan pilihan politik. Bukannya justru mengeluarkan ujaran kebencian yang meresahkan masyarakat.

Baca Juga :  Republik Indonesia Bab Dua/Pasca Jokowi (14): Kriminalisasi (1)

“Untuk itu kami meminta Fadli Zon meminta maaf secara terbuka. Agar polemik ini bisa segera selesai. Dan kita semua dapat kembali bekerjasama membangun bangsa. Tanpa harus saling mencela dan merendahkan satu sama lain,” katanya.

JM3 juga mengajak para elit politik, khususnya di provinsi Riau, untuk menjaga kondusifitas dalam masa Pemilu. Mereka meminta agar tidak saling serang satu sama lain. Elit politik seharusnya memberikan pencerdasan politik kepada masyarakat.

“Alangkah lebih baik jika kita dapat membangun negeri dengan politik sopan santun, beretika, beradab, dan penuh kasih sayang. Sehingga Pemilu ini akan dapat memberikan manfaat positif bagi kemajuan bangsa, Bukannya perpecahan yang membawa mudarat bagi rakyat,” tutup Armansyah. (MIL)

Baca Juga :  Ditjen Cipta Karya Sesalkan Pemkot Sorong Tidak Rawat Taman Deo
Loading...