oleh

Yudi Syamhudi: Ucapan Jokowi “Saya Akan Lawan”, Mau Melawan Siapa?

SUARAMERDEKA – Koordinator Eksekutif JAKI, Yudi Syamhudi Suyuti mempertanyakan ucapan Jokowi “Saya Akan Lawan” dalam kampanyenya sebenarnya ditujukan kepada siapa. Bagi Yudi, ucapan itu hanyalah ungkapan kekeksalan Jokowi kepada dirinya sendiri saja.

Demikian dikatakan Yudi pada dialog dan konsolidasi aktivis oposisi yang digelar di Rumah Kedaulatan Rakyat di jalan Guntur 49 Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019). Hadir dalam acara tersebut, Aktivis senior Sri Bintang Pamungkas dan mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Yudi menduga saat ini Jokowi dalam ambang keputusasaan. Pasalnya, beberapa instrumen negara sudah mulai meunjukkan kenetralannya. Aparat kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), maupun aparat lain yang dijadikan alat kekuasaan untuk alat politik Pemerintah mereka sudah mulai sadar akan posisinya.

“Kesadaran itu melihat badan badan negara harus menjadi badan yang Independen. Dan itulah tentu menjadi perjuangan kita semua. Yang ada disini maupun yang tidak ada disini,” kata Koordinator Eksekutif Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI) ini.

Karenanya, Yudi meminta kepada Jokowi untuk menjelaskan, siapa yang sedang dilawan? Menurut Yudi, kondisi saat ini memang sangat membingungkan Jokowi. Selain aparatur negara sudah mulai netral, elektabilitas Jokowi juga sudah menurun drastis. Permasalahannya, ucapan Jokowi itu ditujukan kepada siapa? Karena jika ditujukan kepada rakyat, maka Yudi dengan tegas menyatakan bahwa rakyat siap menjawab tantangan Jokowi.

Baca Juga :  Kata "Tabok" Dari Jokowi Berbahaya Untuk Demokrasi
“Ucapan Jokowi “Saya akan lawan” itu mau melawan siapa? Apakah mau lawan dengan tentara? Mau lawan dengan aparatnya sendiri? Atau dengan polisi? Atau mau lawan dengan rakyat? Rakyat siap menjawab tantangan Jokowi,” tegas Yudi.

Lebih lanjut Koordinator Eksekutif JAKI ini menduga, ucapannya itu sebetulnya ungkapan kemarahannya. Ucapan tersebut sebenarnya adalah bentuk kekesalan Jokowi terhadap situasi saat ini. bahkan menurut Yudi, situasi internasional pun saat ini sudah tidak menguntungkan Jokowi lagi.

“Jokowi sudah di impeach oleh peta internasional. Karena tax amnesty-nya sudah ditolak. Jadi kemarahan Jokowi itu sebetulnya adalah ungkapan kekesalan dia,” jelas Yudi.

Dijelaskan Yudi, negara-negara di dunia saat ini sedang mengamati Indonesia. Mereka mendesak Indonesia untuk segera mengeksekusi aset yang dibekukan di Mutual Legal Assisstance (MLA), atas persetujuan negara-negara di dunia. Aset tersebut berasal dari dana Bantuan Likuiditas Bank Indinesia (BLBI) yang dibawa keluar dari Indonesia oleh konglomerat taipan.

Upaya Jokowi untuk menarik rekening MLA ini adalah dengan memberikan proposal tax amnesty. Namun upaya ini ditolak oleh dunia internasional, karena dinilai tidak pro rakyat. Alasannya, dengan tax amnesti maka uang yang ditarik akan kembali ke konglomerat taipan, bukan untuk Indonesia.

Baca Juga :  Mulyanto PKS Desak Pemerintah Moratorium Pembangunan Pembangkit Listrik Sendiri
“Jokowi sudah ditolak itu. Ditolak ketika Jokowi dan rezimnya berikan proposal tax amnesti. Kekuatan internasional menyatakan batal. Artinya Jokowi marah, karena sudah tidak tahu mau ngapain lagi. Namun agak gimana gitu,” tutur Yudi.

Terkait dengan pemilu yang tinggal hitungan hari ini, Yudi berharap kontestasi pilpres berjalan dengan baik. Namun jika petahana melakukan kecurangan, maka Yudi mengaku semua aktivis siap turun ke jalan.

“Maka itu proses transformasi secara damai dan konstitusional diharapkan berjalan. Namun apabila Jokowi melakukan kecurangan dan pecundangan, kita siap turun ke depan gedung DPR/MPR. Dan kami akan mengajak AD untuk men-stabilisasikan negara. Agar menjadi proses yang konstitusional,” tegas Yudi.

Yudi meyakini, jika kontestasi pilpres berjalan dengan damai dan adil, maka pasangan calon 02 yang akan menang. Ia pun meyakini,hanya kecurangan yang membuat paslon 02 kalah.

“Tranformasi berjalan damai, Prabowo Sandi menang. Tetapi kalau tidak menang, karena dicurangi. Sesuai kesepakatan semua, kita semua berada disamping, di depan dan dibelakang bersama Mas Bintang (Sri Bintang Pamungkas-red) untuk turun ke jalan. Tidak ada cara lain soalnya. Namun kita tetap berharap badan pemilu ini supaya menjadi badan yang independen,” tutup Yudi. (OSY)

Loading...