oleh

ASHBT: Peringati Hari Air Sedunia, Stop Pembangunan PLTA Simarboru 

SUARAMERDEKA – Sejumlah masyarakat Tapanuli melakukan Aksi Kampanye Lingkungan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, Jumat (22/3/2019). Mereka sekaligus pembagian bibit pohon kepada masyarakat pengguna jalan di sekitaran Alun-Alun Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara.

Massa ini tergabung dalam Aliansi Selamatkan Hutan Batang Toru (ASHBT), Penggiat Lingkungan Pinus Tapanuli, KPA Malaka, KPA Mata Alam, kompel UMTS, Explore Tabagsel, Rata Bumi, Telapak Tapanuli.

Massa ASHBT memulai aksinya di sekitaran Alun-alun kota Padangsidimpuan sekira Pukul 16.00 WIB. Dengan memakai alat peraga kostum orangutan dan topeng orangutan, mereka membagikan bibit pohon coklat dan manggis kepada masyarakat yang melintas.

Massa ASHBT juga menyempatkan berorasi menyatakan sikap penolakan. Mereka meminta kepada Pemerintah agar pembagunan PLTA Batangtoru Simarboru yang dikerjakan oleh PT. NSHE dihentikan.

Andika Daulay selaku Koordinator Aksi melalui kegiatan Kampanye Lingkungan ini menyatakan pihaknya dari penggiat lingkungan sangat Peduli terhadap Hutan Batang Toru. Hutan ini harus diselamatkan dari berbagai ancaman dan kerusakan lingkungan oleh korporasi.

Baca Juga :  Jumat Berkah Tiga Lembaga Insan Pers Peringati HPN 2024

“Kita tidak harus berkampanye lingkungan di daerah yang terdampak. Tapi kita mempunyai misi sebagai penggiat lingkungan mengkampanyekan kelestarian alam dan lingkungan. Dimanapun kita berpijak,” ujar Andika Daulay dengan semangat.

Andika juga menegaskan, Aksi kampanye dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia. Yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2019. Aksi ini dilaksanakan atas konsistensi lembaga lingkungan dalam penyelamatan ekosistem di Bumi Tapanuli khususnya.

Hutan Batang Toru juga merupakan tempat habitat Orangutan Tapanuli, Rangkong Badak dan Hewan Langka yang di lindungi menurut UU Konservasi No. 5 Tahun 1990 tentang Keanekaragaman Biodiversiti.

” Sumber air yang menjadi kebutuhan utama bagi kebutuhan sosial dan ekonomi, kekayaan alam dan gudang ilmu pengetahuam Batang Toru, keanegaragaman hayati terancam dan akan mengalami kepunahan akibat pembangunan proyek PLTA Batangtoru yang di kerjakan PT. NSHE, ” sebut Andika lagi.

Terkait penolakan dan permintaan ASHBT agar dihentikannya Pembangunan PLTA Batangtoru oleh PT NSHE, Wirman Nasution rekan Andika dalam orasinya menyampaikan alasan, dengan hadirnya pembangunan PLTA Batang Toru ini, berdampak buruk terhadap ekosistem Batang Toru yang merupakan penyangga kehidupan masyarakat.

Baca Juga :  Pedagang Bendera di Bumi Blambangan Mengaku Minim Pembeli

” Jika ekosistem Batang Toru hancur dan rusak, maka bencana akan melanda masyarakat yang berada di daerah hilir Batang Toru, mulai dari pemanfaatan air sungai Batang Toru, Kearifan Lokal dan sumber daya alam yang melimpah yang dinikmati oleh masyarakat ,” ucap Wirman.

Alasan lain menurut ASHBT, Pembangunan PLTA Batang Toru akan mengancam keberlangsungan dan keanekaragaman hayati ekosistem Batang Toru. Ekosistem Batang Toru merupakan habitat terakhir Orangutan Tapanuli untuk jenis Kera Besar terlangka di Dunia.

Dalam kesempatan ini juga pihaknya meminta pemerintah Daerah dan Pusat untuk lebih mempertimbangkan tatanan kehidupan daripada pembangunan PLTA Batangtoru, yang dinilai berdampak buruk, dikarenakan lokasi PLTA Batangtoru juga berada dalam zona gempa.

“Semoga alam kita tidak pernah murka karena kerusakan akibat rakus manusia. Air adalah kehidupan, Selamatkan air selamatkan kehidupan. Selamat Hari Air Sedunia. Lestari,” teriak massa bersahutan. (EJD)

Loading...