SUARAMERDEKA.ID – Bakesbangpol Banyuwangi sebagai leading sektor pemberdayaan dan pembinaan ormas ( Sarasehan Ormas dan Media) seharusnya dapat merangkul seluruh organisasi untuk mencapai kekondusifan Bumi Blambangan, namun malah memecah belah elemen masyarakat. Pasalnya kegiatan ormas dan media di aula Dinas Pendidikan, Rabu (3/4/2024) terkesan tebang pilih, faktor tidak semua organisasi kewartawanan dan ormas di undang hadirkan.
Penasehat DPC PWRI Banyuwangi, Muhibut Taubari menyayangkan, Agus , selaku Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi dalam giat ormas dan isan pers yang semestinya mempersatukan demi kekondusifan Banyuwangi, justru terkesan meng kotak – kotak insan pers di Banyuwangi.
“Saya kecewa dengan Bakesbangpol dibawah pimpinan Agus, selaku Plt. Bakesbangpol, yang semestinya sarasehan Ormas dan Media yang seharusnya bisa menyatukan untuk Banyuwangi kondusif, malah mengkotak-kotak.” kata Penasehat DPC Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Banyuwangi, Muhibut yang juga salah satu wartawan senior.
Lanjut wartawan suaramerdeka.id, tidak semua organisasi wartawan dan ormas di Banyuwangi dapat undangan dalam acara tersebut. Sejak 2015, pimpinan Bakesbangpol terdahulu selalu merangkul seluruh organisasi wartawan dan ormas untuk bersama-sama membangun Banyuwangi.
Dan Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi mengaku sudah 13 tahun di SKPD Bakesbangpol, minimal mengikuti jejak seniornya demi terciptanya dunia wartawan di Banyuwangi kondusif, apa lagi tahun 2024 tahun politik yg sebentar lagi pesta demokrasi Pilkada.
“Saya menyayangkan Agus, Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi yang mengakui sudah 13 tahun sebagai kepala Bidang dan keluar mengemban tugas sebagai camat, kini masuk lagi mengemban Plt, namun tidak mengikuti jejak nahkoda Bakesbangpol sebelumnya.
Era pimpinan Bakesbangpol Banyuwangi sejak tahun 2015 menyatukan ormas / LSM dan insan media di beberapa lembaga kewartawanan, justru di tahun ini, merupakan tahun politik menjelang pilihan Bupati dan Wabub, Bakesbangpol terkesan mengkotak-kotak organisasi/ lembaga wartawan yang bertahun-tahun sudah kondusif.” tambah Muhibut.
Ironisnya lagi, wartawan dan LSM yang hadir dalam acara tersebut, harus menunjukkan undangan. “Jika tidak, mereka akan pulang dengan tangan hampa. Tanpa uang transport, yang mana anggarannya dari uang rakyat yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyuwangi.” urai Muhibut.
Tetapi ini bukan masalah finansial karena dekat lebaran. “Ini masalah diduga adanya tebang pilih dan upaya mengotak-ngotak organisasi karena sarat kepentingan. Ini bahaya, sebab bisa memecah belah elemen masyarakat di Banyuwangi.” pungkasnya.
Sementara Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Agus, meminta maaf atas problematika tersebut. Menurutnya, saat rapat sebelum hari pelaksanaan acara, pihaknya sudah mengundang pentolan-pentolan media dan LSM.
“Semuanya bilang sudah cukup. terlepas dari anggaran yang terbatas.” kata Agus.
Meski begitu, pihaknya berjanji akan mengevaluasi untuk acara serupa kedepannya, yang dapat mewakili seluruh organisasi media dan ormas di Banyuwangi, demi merajut harmoni menuju Banyuwangi kondusif dan berkah.(RED).