oleh

Banyuwangi Gelar Festival Mural Bertema Ijen Geopark Dalam Semarak Agustus

SUARAMERDEKA.ID – Bulan Agustus merupakan bulan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) kerap diisi dengan berbagai ajang lomba. Kali ini, Banyuwangi gelar Village Mural Festival dengan tema Banyuwangi Rebound dan Ijen Geopark. Festival berbasis kompetisi ini, bakal diikuti 30 desa/ kelurahan perwakilan kecamatan se Banyuwangi.

“Festival ini sebagai apresiasi bagi para pegiat mural di Banyuwangi. Sekaligus memberikan ruang berekspresi bagi masyarakat lewat karya seni mural,” kata Bupati perempuan Ipuk Fiestiandani saat membuka lomba tersebut di di areal Fish Market, Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi, Senin petang (3/8/2022).

Mural atau kreasi menggambar di tembok itu, biasanya dipenuhi dengan aneka coretan vandalistik yang tak jarang merusak estetika ruang publik. Sehingga, energi dan potensi kreatif tersebut, haruslah diarahkan ke hal yang positif.

Baca Juga :  Dari New Normal Ke New Indonesia. Opini Tony Rosyid

“Dalam lomba kali ini, ada tema yang diambil. Yakni, Banyuwangi Rebound dan Ijen Geopark. Harapannya, konten mural yang akan mereka buat bisa menjadi sarana edukasi sekaligus menjadi sarana untuk menyampaikan pesan positif,” papar Ipuk.

Proses kreatif pembuatan mural sendiri akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang. Peserta diberikan kebebasan untuk mengekspresikan ide dan kreativitasnya asalkan berkesuaian dengan tema yang ditentukan. Lokasinya pun bisa di berbagai tempat publik. Seperti di pinggir jalan, pemukiman, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.

“Kita akan menyaksikan wajah baru dari tempat-tempat yang sebelumnya dipandang kurang menarik, kemudian dipercantik dengan berbagai lukisan mural,” harap Ipuk.

Dalam pembukaan yang digelar secara hybrid tersebut, Bupati Ipuk juga sempat menyapa sejumlah camat untuk menyaksikan kesiapan masing-masing kecamatan. Di antaranya, di Kecamatan Muncar di mana calon kampung mural di kecamatan ini berlokasi di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

Baca Juga :  Dies Natalis 74 Tahun HMI : Menjadi Episentrum Dialog Berbagai Perbedaan

“Ini akan merubah wajah TPS yang semula diasumsikan kumuh, menarik,” kata Ipuk.

Sementara, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, A. Faisol, menjelaskan festival ini diikuti 30 tim dari 25 kecamatan se-Banyuwangi. Setiap kecamatan minimal memilih satu lokasi yang akan dijadikan lokasi kampung mural. Kemudian dilakukan penilaian oleh para juri.

“Kriteria penilaiannya meliputi, kombinasi warna, kesesuaian dengan tema, dimensi,  artistik, dan keasrian,” ucap Paisol dengan singkat.. (BUT).

Loading...