oleh

Banyuwangi Mampu Pertahanka Pertanian Bumi Blambangan sebagai Sentra Beras

SUARAMERDEKA.ID – Tayang Online berita Kabupaten Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award 2021 sebagai Kabupaten / Kota terbaik se-Jawa dan Bali.

Dengan demikian dua tahun berturut-turut Banyuwangi meraih TPID Terbaik, setelah pada 2020 berhasil meraih prestasi serupa, ditanggapi dedengkot lembaga swadaya masyarakat (LSM) Gagak Hitam Perkasa DPC Banyuwangi, S. Yono Abbas.

Bupati Ipuk menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mendukung Banyuwangi sebagai sentra cabai nasional melalui pendampingan, bibit, hingga alat pertanian.

Dukungan itu membuat Banyuwangi menjadi salah satu penyangga kebutuhan cabai nasional untuk meningkatkan keberlanjutan pasokan demi stabilitas harga.

”Hal itu untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani, produktivitas untuk menjamin pasokan, dan sekaligus menjaga stabilitas harga. Kami optimistis, dengan digitalisasi yang digerakkan anak-anak muda sesuai arahan Presiden, sektor pertanian kita bisa terus tumbuh dan berdaya saing,” papar Ipuk.

Baca Juga :  Antrean Panjang Kendaraan Roda 4 Keatas di Pelabuhan Ketapang Hingga Wisata Watudodol

Bupati Ipuk menyampaikan siap Banyuwangi untuk ditugaskan sebagai sentra beras nasional, termasuk dengan pengembangan beras organik. Produksi beras Banyuwangi terus surplus, berkisar 325.000 ton per tahun.

Terkait hal diatas ditanggapi LSM Gagak Hitam Perkasa, S. Yono.Abbas, Rabu (25/8/2021) memberi apresiasi kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fientiandani.

Namun dirinya berharap di luas lahan tanah produksi di bumi Blambangan jangan di alih pungsi karena pengusaha dan atau investor yang masuk ke Banyuwangi.

“Iya saya salut dan mengapresiasi buat pemerintah Banyuwangi yang berturut turut mendapat TPID award 2021 se Jawa dan Bali. Hanya kami dari DPC LSM Gagak Hitam Perkasa meminta pemerintah atau leading sektor terkait jangan memberi ijin untuk alih pungsi lahan produktif untuk lahan pengembangan pembangunan.” tegas Cak No, sapaan akrab S. Yono Abbas.

Baca Juga :  Gegara Dipecat, M Tenaga Kerja Lokal Nekat Bunuh TKA Asal China

Lebih lanjut menegaskan, dirinya mengharap sejak dulu Banyuwangi sebagai kabupaten penghasil pertanian padi, pisang mohon di pertahankan. Jangan karena ada investor pengembang, lahan produktif jadi alih pungsi lahan pengembangan pembangunan.

“Artinya kalau lahan produktif seperti sawah dan lainya dialih pungsi untuk pembangunan, yang jelas lahan pertanian akan berkurang. Dari berkurang lahan pertanian bisa menyusut yang nanti akan menghilangkan Bumi Blambangan sebagai sentra pertanian, karena habisnya lahan dialih pungsi untuk pembangunan.” tambah Cak No.

Seperti surplus beras di Banyuwangi dan di daerah lainnya, bisa segera disiapkan pasar ekspornya dan Bulog produksi beras sebagai leading sektornya.

Produk-produk pangan saat ini sangat dibutuhkan. Dan daerah-daerah yang memiliki surplus produk pangan seperti Banyuwangi bisa memanfaatkan platform e-comerce untuk memperluas pasar.” pungkasnya .  (BUT)

Loading...