oleh

Bupati Banyuwangi Datangi Puskesmas, Minta Perkuat Tracing Covid-19

SUARAMEDEKA.ID – Memperkuat tiga (3) T, Pelaksanaan test (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) dalam menangangi pandemi Covid-19, terus dilakukan Pemkab Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berkeliling sejumlah Puskesmas, Senin (9/7/2021), untuk melihat langsung penerapan 3T. Bupati perempuan itu mengecek langsung Puskesmas Tembokrejo dan Puskesmas Tapanrejo, Kecamatan Muncar; serta Puskesmas Parijatah Kulon, Kecamatan Srono.

“3T adalah kunci penanganan pandemi Covid-19. Karena itu saya minta kepada seluruh Puskemas untuk memperkuat testing dan tracing,” kata Ipuk.

Di tiap Puskesmas, Ipuk berdialog tidak hanya dengan Kepala Puskesmas, namun juga pada petugas tracing dan entry data. Ipuk mengecek kendala apa saja yang dialami.

“Kami ingin langsung melihat bagaimana progres di lapangan serta kendalanya sejauh ini seperti apa. Ini untuk memetakan apa yang perlu kami intervensi langsung,” kata Ipuk.

Baca Juga :  Satgas Pamtas Yonif 642 Kapuas Amankan Sabu 42,928 Kg

Ipuk memaparkan, rasio tracing di antara Puskesmas di Banyuwangi tidak seragam. Ada yang sangat bagus, hingga 1:25 (1 orang positif melacak hingga 25 kontak erat), tapi juga ada yang hanya 1:5.

Ipuk pun meminta Puskesmas untuk memperkuat tracing pada warga yang kontak erat dengan warga yang positif. Idealnya, tracing dilakukan terhadap minimal 15 orang kontak erat sesuai target Kemenkes.

“Saya minta terus diperkuat, karena ini kunci untuk menekan transmisi lokal. Petugas tracing harus diperkuat, satu pasien terkonfirmasi cari kontak eratnya. Petugas entry data juga perlu ditangani khusus,” pinta Ipuk.

Lanjut Ipuk, dirinya meminta kepada Puskesmas untuk memperbanyak testing utamanya di tempat-tempat umum yang banyak dikunjungi masyarakat.

Baca Juga :  100 Perangkat Desa Baru dari 59 Desa di Banyuwangi Ikuti Bimtek

“Stok swab antigen cukup. Nanti kalau kurang bisa segera minta ke Dinas Kesehatan,” tambah Ipuk.

Selanjutnya treatment, penanganan orang yang sudah positif dilakukan isolasi terpusat di non-rumah sakit dan perawatan di rumah sakit bergantung kondisi klinis masing-masing pasien.

“Untuk isolasi, upayakan isolasi terpusat untuk menjaga disiplin isolasi, karena isolasi mandiri cukup sulit dikontrol. Sudah ada 25 tempat isolasi terpusat di semua kecamatan, juga ada di tingkat kabupaten,” pungkasya. (BUT)

Loading...