oleh

Dalam Rangka Menyambuat HUT RI ke 76, GPI SBT Gelar Dailog Publik

SUARAMERDEKA.ID – Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), menggelar Dialog Publik Bersama Ketua DPRD Kab. SBT Noaf Rumau dan Aleg DPRD Provinsi Maluku F-PDIP Javed Djemi Pattiselanno, didampingi oleh Ketum GPI SBT Dahlan Rumessy, SH.

Dialog Publik ini digelar GPI SBT dalam rangka memperingati HUT RI yang Ke-76. Sekaligus memformulasikan ekonomi Kabupaten Seram Bagian Timur ditengah bencana Covid-19. Bertempat di Cafee & Resto Sigafua, Bula. Kamis (5/08/2021).

Kegiatan dihadiri oleh pimpinan OKP/OKPI, KNPI, Ormas, BEM, Pelaku Usaha Mikro, Pelaku Jasa Transportasi dan Juga LSM. Dengan harapan dapat menentukan jalan ekonomi yang tepat untuk mempertahankan kualitas usaha masyarakat.

Ketua DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur, Noaf Rumau, S.Ag menyampaikan dalam materinya. Ia menekankan pada aspek ekonomi yang berdikari, dengan menjadikan family economy sebagai sektor strategis.

Noaf membagi ekonomi dalam dua kategori, yakni Makro dan mikro. Ia juga menjelaskan, bahwa pandemi ini dapat melemahkan aspek kehidupan sosial masyarakat maupun persoalan ekonomi.

“Pandemi membuat kita Lessu dan loyo. saya mengatakan saja agar ditengah pandemi ini kita memberikan penguatan pada ekonomi keluarga”.

“Investasi dan Sumber Daya Manusia sebagai modal membangun ekonomi keluarga, karena perekonomian ini wujudnya kesejahteraan, maka chalange yang paling besar adalah bagaimana kebijakan makro yang konkrit sampai kebijakan mikro,” kata Noaf.

Noaf meyakini ekonomi yang berbasis kekeluargaan, mampu memberikan rangsangan kuat atas tumbuhnya sektor ekonomi mikro. Dengan memanfaatkan kekuatan pertanian, home industri dan pangan lokal.

Karena menurut Noaf, Ketahanan Ekonomi Keluarga adalah benteng pertahanan bangsa Indonesia yang sangat kokoh. Khususnya dalam menghadapi berbagai tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga.

“Terdapat beberapa tujuan dari menjaga Ketahanan Ekonomi Keluarga. Yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarga, memberikan keteladanan kepada anak. Misalnya orangtua yang pandai mengatur keuangan keluarga, kemungkinan akan memiliki anak yang pandai mengatur keuangan”.

Baca Juga :  Aliansi Pemuda Hena Puan Negeri Buano Utara Audiensi ke Kejari SBB

“Yang kemudian ini menjadi bekal pendidikan bagi anak agar menjadi generasi yang bahagia dan sejahtera dan tentunya menjadi pribadi yang mandiri pada masa mendatang,” ujar Aleg F-PKS tersebut.

Noaf Rumau juga memberikan penekanan, bahwa sebagai anak muda harusnya lebih mandiri dan mengembangkan skil dengan kerja keras.

“Intinya kita harus berkeringat, tidak bisa malas, harus hilangkan budaya malas. Ekonomi keluarga harus jadi formulasi ekonomi ditengah pandemi covid-19” pungkas Noaf.

Sementera itu, Javes Djemmi Pattiselanno, anggota DPRD Provinsi Maluku F-PDIP menjelaskan, bahwa Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan “ambruk”.

“Tercatat 4 kuartal ekonomi kita dilaporkan menurun sebagai dampak dari pandemi Covid-19,” jelas Djemmi.

Djemmi menerangkan, bahwa IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 0.5%, sementara SDGs Center UNPAD memproyeksikan antara 1.0 – 1.8%. Jauh melampaui pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama beberapa tahun terakhir yang berada di kisaran 5%.

“Sebagai dampaknya, berbagai agenda pembangunan seperti pengentasan kemiskinan dan peningkatan IPM akan mengalami gangguan serius,” terang Djemmi.

Djemmi melanjutkan, bahwa di Maluku turut mendapat imbas dari siklus ekonomi Nasional. Sehingga itu tidak terkecuali di Kabupaten Seram Bagian Timur sendiri.

Angka Pengangguran diprediksi akan meningkat dari 19% di tahun 2019. Menjadi 12% dalam skenario terparah ditahun – tahun mendatang.

“Pandemi Covid-19, efeknya akan bervariasi terhadap berbagai sektor perekonomian. Dirinya memaparkan data BPS Kab. Seram Bagian Timur tahun 2020”.

“Dimana angka kemiskinan di SBT berjumlah 26.230 jiwa, dari total penduduk 137.972. Sehingga ada 19% Penduduk miskin di SBT dan ini akan bertambah terus setiap tahunya,” tutur Djemmi.

Baca Juga :  Jembatan Sungai Mangat Desa Manggala Pinoh Seletan Rusak Berat

Lebih lanjut, Djemmi berharap agar Kab. SBT dapat membentuk minimal 7 kawasan ekonomi dari aspek potensial wilayah.

“Harusnya ada 15 kawasan sesuai jumlah kecamatan di SBT, tapi setidaknya minimal kita usahakan 7 kawasan dulu. Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, sagu sebagai pangan lokal harus menjadi perhatian serius pemerintah,” tegasnya.

Menurut Djemmi, karena SBT bukan daerah padat penduduk sehingga produksi pertanian terutama tanaman pangan. Secara alamiah tidak akan separah sektor lain ketika terjadi krisis.

Ini terjadi karena sifat barang-barang pertanian tanaman pangan yang elastisitas permintaannya rendah. Ketika ekonomi mengalami periode booming, permintaannya tidak akan meningkat pesat. Demikian pula ketika terjadi resesi, permintaannya tidak akan menurun drastis.

Djemmi pun menyoroti tentang anggapan bahwa warga SBT itu “malas”. Ia mengganggap bawha itu adalah pendapat yang keliru.

Sebap menurutnya, masyarakat juga butuh kepastian produksi akan menghasilkan keuntungan bukan sebaliknya. Sehingga Interfensi pemerintah juga sangat dibutuhkan, misalkan menyediakan pasar atau memanfaatkan Perusda sebagai pihak ketiga.

“Jika masyarakat dan pemerintah dapat bersinergi maka kita dapat menghadapi bencana covid-19 secara bersama-sama,”

“Coba kita mulai dari sudut pandang urgensi, pertanian adalah sektor penopang ketahanan pangan (food security) yang akan krusial di kala krisis ekonomi. Ini bukan hanya sebatas bertahan hidup tapi juga masalah asupan gizi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan kepastian kapan berakhir, sehingga pencabutan restriksi sosial/PPKM bisa saja akan tertunda-tunda.

“Kesimpulanya menurut Djemmi, Pertama, Kita harus menghindari krisis Covid-19 berubah menjadi krisis pangan. Kedua, pembangunan kawasan ekonomi adalah upaya menurunkan intensitas kemiskinan yang tinggi di pedesaan. Ketiga, Mempertahankan aktivitas ekonomi di pedesaan menjadi relevan agar peningkatan angka kemiskinan tahun ini dapat diredam”. Tutupnya. (AMN).

Loading...