Demokrasi Menarik: Deretan Artis Maju Pilkada 2024, Salah atau Tidak ?
Oleh : Tita Nurmalinasari Hidayat (Akademisi)
sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pada dasarnya konsep demokrasi itu sendiri sangat ideal, karena semua yang dilaksanakan berasal dari kedaulatan rakyat.
Dalam pelaksanaan sistem demokrasi, agar demokrasi berjalan dengan lancar ada norma yang harus dipatuhi salah satunya, mekanisme pergantian kekuasaan secara berkala yaitu dengan adanya Pemilihan Umum baik pemilihan dalam ranah eksekutif maupun ranah legislatif.
Pemilihan Kepala Daerah merupakan salah satu perhelatan demokrasi yang dilaksanakan setelah pemilihan umum presiden, wakil presiden dan anggota legislatif. Pemilihan Kepala Daerah 2024 akan dilaksanakan serentak pada tanggal 27 November 2024. Sejumlah partai sedang bersiap untuk mengusung para calon kandidat Kepala Daerah.
Perhelatan demokrasi Pemilihan Kepala Daerah ini menjadi momentum yang pas untuk meningkatkan persaingan antar partisipan partai politik itu sendiri. Yang menarik dari proses persaingan antar partai politik ini yaitu maraknya artis yang dicalonkan atau mencalonkan diri untuk menjadi Kepala Daerah. Sebut saja beberapa artis yang saat ini sedang marak diperbincangkan, yaitu ada Marshel Widianto seorang Komika yang dicalonkan oleh Partai Gerindra untuk menjadi calon walikota Tangerang Selatan.
Kemudian ada Ahmad Dhani yang diusung oleh Partai Gerindra untuk menjadi calon walikota Surabaya, selanjutnya ada Jeje Ritchi Ismail yang diusung oleh Partai Amanat Nasional untuk menjadi Calon Kepala Daerah Kabupaten Bandung Barat.
Bukan mustahil jika sederet artis lainnya akan menyusul untuk ikut terlibat dalam konstelasi politik saat ini mengingat terbukanya ruang demokrasi ini bagi mereka. Peran mereka dipanggung hiburan dan panggung politik pada dasarnya sama, yaitu sama-sama menuntut citra, reputasi, publisitas, koneksi dan yang lainnya di luar dari tanggung jawab publik.
Fenomena artis ikut terlibat dalam dunia perpolitikan sudah tidak asing lagi, karena fenomena ini sudah berlangsung sejak lama. Lalu, apakah salah jika para artis tersebut ikut terlibat dalam perpolitikan yaitu mencalonkan diri menjadi kepala daerah?.
Jika bicara salah atau benar, tidak ada salahnya para artis ikut terlibat dalam pencalonan Kepala Daerah karena pada dasarnya secara konstitusional setiap warga negara berhak ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik, begitu pun dengan artis mereka warga biasa sehingga tidak ada salahnya untuk ikut terlibat.
Terlebih jika para artis ini memiliki reputasi yang baik, memiliki kapasitas atau kapabilitas yang mumpuni, serta di awal mampu membangun kapasitas terkait nilai-nilai politik yang akan mereka perjuangkan nantinya. Jika para deretan artis ini benar-benar melewati proses yang layak dengan sungguh-sungguh lalu mimiliki track record yang mumpuni maka mereka layak diapresiasi.
Namun jika sebaliknya, partisipasi mereka hanya untuk panggung sandiwara dan untuk mencari popularitas semata tanpa paham arah yang sebenarnya, tentunya mereka hanya dijadikan penghias semata dalam proses perhelatan demokrasi ini. Selain itu, tidak jarang artis yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah hanya untuk batu lompatan politik semata, seperti halnya Marshell Widianto yang tiba-tiba dari komedian tanpa rekam jejak yang jelas, tanpa wawasan yang memadai dicalonkan sebagai calon walikota Tangerang Selatan.
Kembali lagi, pada akhirnya semua bukan bicara salah atau tidak. Melainkan semua bicara layak atau tidak? Para artis ini harus bisa membuktikan kelayakan mereka, harus bisa membuktikan bahwa mereka memiliki wawasan yang mumpuni untuk menjadi calon Kepala Daerah. Menarik memang membahas fenomena ini yang pada akhirnya fenomena ini akan selalu dan terus terjadi di dalam sistem perpolitikan Indonesia.