oleh

Fibrilasi Atrium, Efek Asap Rokok Terhadap Anak

SUARAMERDEKA.ID – Fibrilasi atrium merupakan aritmia pada jantung di bilik jantung bagian atas yang berdetak secara abnormal dan kontraksi yang tidak teratur. Banyak perokok yang tidak menyadari bahwa akibat dari asap rokok yang dihisapnya.

Perilaku merokok justru berpengaruh sangat buruk terhadap anak, termasuk anak-anak mereka sendiri. Studi terbaru mengungkapkan bahwa orang tua yang merokok bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada anaknya kelak, salah satunya adalah fibrilasi atrium.

Fibrilasi atrium tidak membahayakan nyawa, namun seiring waktu bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung. Menurut Dr Gregory Marcus, peneliti senior dalam studi tersebut, sudah jelas bahwa rokok menjadi salah satu faktor untuk penyakit tersebut.

Dr Marcus dan tim menemukan bahwa terpapar asap rokok sejak kecil atau jadi secondhand smoker dapat meningkatkan risikonya. Para peneliti menggunakan data dari dua studi kesehatan besar yang meninjau keluarga selama dua generasi.

Baca Juga :  Mobil Esemka Bima dan Furuida K21 Made In China

Dari situ, mereka mendapatkan informasi soal kebiasaan merokok para orangtua dan anak-anak mereka yang terpapar asap rokok selama bertumbuh besar. Lebih dari 2.800 anak-anak yang tumbuh dewasa tersebut, 14 persen terdiagnosis fibrilasi atrium.

“Bisa jadi ada sesuatu tentang terpapar sebagai secondhand smoker itu sendiri berkontribusi pada fibrilasi atrium. Secara biologis, itu masuk akal,” katanya, dikutip dari hellosehat.com (1/9/2019).

Merokok diduga mengubah atria dengan mengganggu struktur dan fungsi bilik jantung. Hal yang sama bisa terjadi saat jantung yang sedang bertumbuh terpapar asap rokok.

Ditambah lagi, lanjut Dr Marcus, pembuluh darah vena paru yang membawa darah dari paru-paru ke jantung diketahui sangat penting dalam fibrilasi atrium. Sehingga bukan tidak mungkin zat racun yang terserap ke dalam paru-paru, baik perokok aktif maupun perokok pasif, bisa berdampak pada atria.

Sedangkan Adam Goldstein, seorang dokter praktik sekaligus profesor dan direktur Tobacco Intervention Program di Univesity of North Carolina, Amerika Serikat, menuding bahwa merokok di sekitar anak, berarti melakukan penganiayaan terhadap anak. Dia menyamakan merokok dekat anak itu seperti meninggalkan anak di mobil panas dengan jendela tertutup, atau menyetir mobil dengan anak saat Anda sedang dalam pengaruh alcohol

Baca Juga :  GPI Jakarta Raya Meminta Kapolri Copot Kapolda Metro Jaya

Pada kesimpulannya Dr Marcus menegaskan bahwa hasil studinya bisa menjadi satu lagi alasan untuk tidak merokok di dekat anak-anak. Dan telah diketahui pula bahwa dalam jangka pendek, orangtua yang merokok bisa membuat anak-anak berisiko asma atau infeksi pernapasan.

Berdasarkan data per 2015 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 40 juta anak Indonesia merupakan perokok pasif. Akibat tinggal bersama orangtua perokok atau sering berada dekat orang dewasa perokok lainnya. (RNS/OSY)

Loading...