oleh

Helikopter Water Bombing Siap Padamkan Api di KWA Kawah Ijen

SUARAMERDEKA.ID – Ketua Tim Satgas penanggulangan bencana kebakaran hutan di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, yang juga menjabat sebagai Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf. Yuli Eko Purwanto membenarkan adanya rencana kedatangan Helikopter Water Bombing untuk menanggulangi kebakaran hutan dengan penyemprotan air melalui udara.

Yuli menegaskan saat ini helikopter sudah melakukan persiapan keberangkatan dari Malang ke Banyuwangi. Diperkirakan helikopter tiba di Banyuwangi sekitar pukul 17.00 WIB. Helikopter Water Bombing akan mendarat di Bandara Blimbingsari Banyuwangi.

“Kita sudah langsung melalukan rapat koodinasi mulai dari pengambilan air, hingga lokasi titik api yang akan dilakukan penyemprotan,” jelas Yuli

Semula pengambilan air direncanakan di Waduk Bajul Mati. Namun karena banyaknya kabel listrik dan lain lain yang bisa berdampak bahaya akhirnya diputuskan untuk mengambil air laut di pantai Boom Banyuwangi.

“Banyak sutet dan kabel listrik jadi resikonya sangat besar. Jadi kita pindah di pantai Boom,” terang Yuli, Sabtu (26/10/2019).

Baca Juga :  Persatuan Insinyur Indonesia Siap Mensukseskan Program Pemerintah
Yuli menjelaskan, Helikopter Water Bombing dari BNPB jenis RDPL 3462D yang dipimpin oleh Kapten lhor didukh (Rusia), dan 4 orang anggota yaitu SIC, Andris V,  F/E, Ivan P,  Enginering, Agris & Eduards, Suratno (HLO), M. Ronie Ferry (HLO), mendarat di bandara Blimbingsari sekitar pukul 17.15 WIB. 
Hellikopter Water Bombing Siap Padamkan Api di KWA Kawah Ijen
Dandim 0825, Letkol. Inf. Yuli Eko Purwanto, sebagai Ketua Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan TWA Ijen Banyuwangi.

Kemudian langsung dilakukan koordinasi membahas masalah rencana aktifitas. Yang akan dimulai pada Minggu 27 Oktober 2019, pukul  06.00 WIB. Dilakukan juga rencana manifes penerbangan, titik koordinat & lokasi pengambilan air, lokasi pemboman, Konsumsi fligt in meal.

“Koordinasi awal adalah ada 5 point utama dan itu sudah fix tinggal pelaksanaan dan pengamanan di lapangan,” kata Yuli.

Menurut Yuli saat ini titik api yang terbesar ada di gunung Merapi Ungup-ungup. Sementara di tempat yang lain hanya tinggal bara.

Baca Juga :  DPR Kota Lhokseumawe Siapkan Langkah Untuk Lakukan Referendum

“Kita fokuskan kesana dulu karena ditakutkan akan menjalar ke perkampungan jika angin kencang. Setelah itu yang tinggal bara karena bisa hidup kembali jika angin besar. Mudah-mudahan sehari sudah bisa padam semua,” kata Yuli dengan penuh harap.

Sementara hingga saat ini petugas gabungan, TN6I, Polisi, Satpol PP, Polhut, BKSDA, Pemadam Kebakaran, dan relawan masih terus berusaha memadamkan api yang bisa dijangkau dengan alat pemadam kebakaran.

“Sedangkan yang di dalam mengunakan peralatan seadanya dengan cara mengurai bara bekas api.” Pungkas Yuli sapaan akarab Dandim 0825 Banyuwangi.

Puing bara api yang tersisa di tiga titik Gunung diantaranya Gunung Ranti, merupakan hutan Gunung terbakar, Sabtu Petang (19/10/2019) yang menjalar ke TWA Kawah Ijen dan Gunung Merapi Ungup-ungup yang global tiga titik Gunung mencapai hampir 1000 Hektar. (BUT)

Loading...