SUARAMERDEKA.ID – Hari Raya Idul Fitri 1446 H / 2025, miris kondisi pasar tradisional yang bias ramai oleh pembeli. Namun, suasana berbeda terlihat di Relokasi Pasar Induk Banyuwangi, berada di komplek gedung wanita , jalan. RA Kartini, sejumlah pedagang mengeluh faktor minimnya pembeli, bahkan beberapa di antaranya terancam gulung tikar akibat sepinya transaksi.
Ketua Paguyuban Pasar Joko Tole, Agus Hariyono, mengungkapkan bahwa sejak para pedagang dipindahkan ke tempat relokasi, omzet mereka menurun drastis. Ia menyayangkan minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi pasar saat ini.
“Miris mas, banyak pedagang yang gulung tikar setelah pindah ke tempat ini. Dulu pemkab bilang akan mewajibkan belanja di sini tiap tanggal cantik, tapi kenyataannya hanya sekali dilakukan. Sampai sekarang, Bupati maupun Wakil Bupati pun sudah tidak pernah mengunjungi pasar ini.” tuturnya dengan nada mengeluh, Rabu (26/03/25).
Ketua Paguyuban Pasar Joko Tole, Agus Hariyono,
Pedagang Berjuang di Tengah Sepinya Pembeli
Para pedagang pun merasakan dampak besar dari kondisi ini. Seorang pedagang kebutuhan pokok, mengaku seharian belum mendapatkan satu pun pembeli.
“Seharian ini belum dapat penglaris, untungnya masih ada kiriman uang dari anak. Kalau dagangan seperti sayur tidak habis, terpaksa harus dibagikan gratis.” kata pedagang, terlihat matanya berkaca-kaca.
Ada pedagang pasar, memiliki usaha selep kelapa, merasa terpukul. Karena dirinya mengaku hampir tidak memiliki pembeli dalam sehari, sehingga kelapa yang sudah dikupas sering kali menjadi tak layak jual.
“Kadang sehari tidak ada beli sama sekali. Hutang di bank harian makin menumpuk, sedangkan hasil jualan kadang cuma dapat Rp5.000 / sehari.” keluhnya.
Mereka berharap bisa kembali lagi berjualan di Pasar Induk, yang rencananya selesai bulan awal Oktober 2025.
Para pedagang di Pasar Relokasi mengeluhkan sepinya pengunjung bahkan jelang Hari Raya Idul Fitri 2025
Proyek Pasar Induk Masih 30%, Diprediksi penyelesaian olor
Sementara pembangunan Pasar Induk Banyuwangi yang ditangani PT. Lince Romauli Raya masih dalam tahap pengerjaan dan baru mencapai 30%. Pihak kontraktor sebelumnya menargetkan proyek ini selesai pada Oktober 2025, namun beberapa ahli menilai target tersebut sulit tercapai.
Ahli bangunan Andi Purnama, S.T., mengungkapkan bahwa kondisi proyek saat ini tidak menunjukkan progres signifikan.
“Melihat kondisi di lapangan, banyak bahan bangunan yangyy66 berserakan dan pekerja yang tidak dilengkapi APD. Dengan situasi seperti ini, kemungkinan besar proyek tidak akan selesai tepat wakt.” terang Andi.
Dengan kondisi pasar yang sepi dan proyek yang masih jauh dari rampung, pedagang berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk membantu mereka bertahan hingga Pasar Induk kembali beroperasi penuh.(BUT).