oleh

Tahun-Tahun Kebohongan, Kecurangan Pendusta Diberi Amanah

Tahun-Tahun Kebohongan, Kecurangan Pendusta Diberi Amanah. Oleh: Prihandoyo KuswantoKetua Rumah Pancasila.

Sejak reformasi yang kemudian UUD 1945 diamandemen tanpa disadari kita telah menganti negara yang dirahmati Allah menjadi negara yang Liberal sekuler.

Indonesia hari ini bukan negara yang diproklamasihkan 17Agustus 1945 sebab kaidah berbangsa dan bernegara yang terurai didalam pembukaan UUD 1945 diabaikan tidak lagi menjadi pedoman, arah, tuntunan, cita-cita dalam berbangsa dan bernegara.

Lebih dari 1400 tahun yang lalu Rasulullah SAW telah banyak menggambarkan tentang bagaimana kondisi umat akhir zaman nanti.

Indonesia negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia. Rupanya beberapa hadist menggambarkan keadaan Indonesia hari ini.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»
Artinya ;:
“Akan datang ke pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan, saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara.” Ditanyakan: “Apakah Ar-Ruwaibidhah?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh (Ar Rajul At Taafih) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.”
(HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912. )

Didalam ramalan Jongko Joyoboyo juga digambarkan keadaan Indonesia hari

Cuplikan dari Alang kumitir.
zaman Kalabendu yang dimulai dari tembang 28 s/d 44 pupuh 257 Serat Centhini jilid IV :

Baca Juga :  Aspirasi Belum Bisa Tersampaikan, THL Ancam Mogok Makan di Depan Pemkab

-Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang sanyata.

Artinya: Para pemimpinnya berhati jail, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan tidak ada wahyu yang sejati.

Keh wahyuning eblislanat kang tamurun, apangling kang jalma, dumrunuh salin sumalin, wong wadon kang sirna wiwirangira.

Artinya : Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan sulit bagi kita untuk membedakannya, para wanitanya banyak yang kehilangan rasa malu.

-Tanpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata, akeh wong mlarat mawarni, daya deye kalamun tyase nalangsa.

Artinya : Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling memberi berita dan banyak orang miskin ber-aneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya.

-Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa.

Artinya : Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.

Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar
silastuti titi tata.

Artinya : Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.

Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda.

Artinya : Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah / kesulitan.

-Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak.

Artinya : Para pemimpin mengatakan se-olah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.

Baca Juga :  Terpicu Ucapan Wiranto, Masyarakat Maluku Ikhlas Keluar Dari NKRI

-Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda hardaning wong sanagara.

Artinya : Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi kesulitan yang sangat, dan ber-beda-beda tingkah laku / pendapat orang se-negara.

Kesadaran sebagai anak bangsa yang mencintai negerinya, perjuangan tidak boleh berhenti. Kewajiban kita untuk menegakan kebenaran. Dan rasanya tidak mungkin hasil kecurangan akan memimpin negeri ini. Bukan hanya rakyat yang tidak suka terhadap kecurangan, alam pun juga tidak menghendaki. Gempa bumi, banjir, gunung meletus tusnami, semua ini peringatan pada kita semua.

Hadist ini sangat nyata dengan apa yang sedang kita hadapi sekarang ini, dimana KPU dan petugas keamanan yang dipercayakan rakyat untuk melindung kedaulatan dan mengayomi rakyat telah berlaku sebaliknya.

Rasulullah ﷺ bersabda :

“سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شَرَطَةٌ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللَّهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ”.

Artinya :
“Akan datang di akhir zaman adanya petugas keamanan yang di pagi hari di bawah kemurkaan Allah, dan sore harinya di bawah kebencian Allah. Hati-hatilah kamu menjadi bagian dari mereka.”
(HR. Ath-Thabarani 7616)

Keadaan hari ini akan berubah manakala keputusan MK berpihak pada kebenaran, bukan berpihak pada kecurangan. Peringatan-peringatan diatas harus mampu membangkitkan kesadaran kita terhadap keadaan bangsa ini agar kita selalu “Eling lan Waspodo”. Selalu ingat dan waspada pada keadaan bangsa kita.

Loading...