SUARAMERDEKA.ID – Pimpinan Padepokan Seni Budaya Prabu Santowaan Nusakerta yang mengaku keturunan Prabu Siliwangi Raja Pajajaran Abdul Salam Nur Ahmad SAg mengatakan dapat memahami kegeraman Putri Pakubuwono XII GKR Wandansari atas tuduhan bahwa Keraton Surakarta memihak Belanda pada masa penjajahan.
Menurut Aam Abdul Salam, kegeraman putri Pakubuwono XII, GKR Wandansari terjadi saat menjadi narasumber Diskusi Sejarah dan Budaya Surakarta Sebagai Kelanjutan Dinasti Mataram di Masjid Agung Solo, Kamis (5/3/2020). Saat itu, GKR Wandansari geram karena Keraton Surakarta berulangkali dituding memihak penjajah Belanda dalam perjuangan kemerdekaan.
“Sikap marah, geram, dari Putri Pakubuwono XII GKR Wandansari adalah wajar. Tidak sepantasnya saling klaim merasa paling berjasa. Menuduh yang lain tidak punya peran dalam memerdekakan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia bukan hanya diperjuangkan oleh Keraton Jogja saja, atau Keraton Solo saja. Tapi hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Perjuangan para pahlawan yang telah rela berkorban jiwa raga sampai mati demi sebuah kemerdekaan,” kata Aam Abdul Salam, di Padepokan Prabusantowaan Nusakerta Cikembar Sukabumi, Jumat (7/3/2020).
Ia menambahkan, polemik dialektika antara keberadaan Keraton Solo dan Keraton Jogja selalu menghiasi wacana sosial politik negeri ini. Menurutnya, Harus diingat dan diluruskan bahwa berbicara peranan perjuangan dalam melahirkan sebuah bangsa dan negara dengan nama Indonesia, didalamnya ada peran dan andil kerajaan-kerajaan yang ada di seluruh Nusantara.
“Bung Karno dalam melahirkan Republik Indonesia itu, hasil dari jalan keliling Bung Karno meminta persetujuan dan dukungan dari para raja-raja se-Nusantara. Untuk mendukung dan menyetujui didirikan Negara Indonesia. Para raja-raja Nusantara demi perjuangan kemerdekaan dan rasa cinta sama rakyatnya menyetujui. Bersama Bung Karno berjuang memerdekakan Indonesia dengan mengorbankan harta jiwa,” ujar keturunan Prabu Siliwangi ini.
Lanjutnya, semua kerajaan, para raja di Nusantara memiliki peran besar bersama rakyat bersatu padu memerdekakan Indonesia. Ia menekankan, pernyataan ini tanpa mengurangi peran perjuangan Keraton Jogja maupun Keraton Solo dalam perjuangan Kemerdekaan.
Ia juga meminta agar wacana bahwa Indonesia ini adalah Jawa saja agar segera dihentikan. Sudah saatnya anak bangsa menyatakan bahwa Indonesia adalah Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Papua.
“Pemimpin, Raja, Presiden sekalipun itu mendapat amanah untuk membela dan memakmurkan rakyat. Jangan sampai memperebutkan jabatan, tahta, kepemimpinan, tapi melupakan esensinya dalam membela, melindungi dan mensejahterakan rakyat,” tutupnya. (OSY)