oleh

Koaksi Indonesia Sebut Kaum Milenial Lebih Menyukai Energi Terbarukan

SUARAMERDEKA.ID – Organisasi nirlaba Koaksi Indonesia bersama change.org menggelar survei tentang energi terbarukan. Meski secara operasional lebih mahal, namun kaum milenial lebih memilih penggunaan energiterbarukan dibanding energi fosil.

Menurut Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia Nuly Nazlia, hasil ini didapat dari hasil survei yang disebarkan Iewat surat elektronik, media sosiai dan platform percakapan. Hasil survei dipaparkan dalam acara Peluncuran dan Diskusi : Diseminasi Hasil Survei Persepsi Publik Mengenai Energi Terbarukan oleh Koaksi Indonesia bersama Change.org, Selasa (17/9/2019).

“Energi terbarukan penting untuk diadakan sebagai bentuk menjaga Iingkungan. Karena energi terbarukan ramah Iingkungan, bebas polusi dan tidak merusak alam,” kata Nuly.

Ia menegaskan, Koaksi Indonesia merasa penting untuk melakukan survei energi terbarukan, terutama ditujukan kepada anak muda. Karena jumlah mereka diperkirakan akan mencapai 70 persen populasi Indonesia pada tahun 2030. Menurutnya, anak muda perlu Iebih melek isu energi terbarukan. Agar dapat berperan aktif dan terjun Iangsung dalam pengembangan energi terbarukan ke depannya.

Baca Juga :  GPI Gelar Tasyakuran dan Do'a Bersama Untuk Panglima TNI Andika Perkasa

“Dengan diluncurkannya hasil survei ini kepada publik, kami mengajak kita semua untuK berkolaborasi menggapai anak muda yang lebih Iuas dan bersama-sama terlibat dalam upaya penyadartahuan. Suara dari kelompok masyarakat produktif akan mendorong terjadinya perubahan, termasuk perubahan yang diharapkan terjadi di tingkat pengambil kebijakan untuK memenuhi target bauran enengi terbarukan sebesar 23 persen dan bauran energi nasional pada tahun 2025,” jelas Nuly Nazlia.

Ia mengaku survei ini melibatkan lebih dari 96 ribu responden, tersebar di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut, tercatat 67,6 persen responden berusia antara 17 sampai 30 tahun.

“Sebanyak 23,8 persen responden memilih matahari sebagai sumber energi terbarukan dan 22,4 persen memilih bioenergi. Matahari dan bioenergi adalah dua jenis sumber energi terbarukan yang paling banyak dipilih dibandingkan energi terbarukan lainnya. Sebesar 44 persen responden menyadari bahwa sektor energi terbarukan di Indonesia belum berkembang optimal,”jelas Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia.

Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia ini juga menjelaskan bahwa hambatan pengembangan energi terbarukan disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya, rendahnya pemahaman publik tentang energi terbarukan (19,7 persen). Ketergantungan temadap energi fosil yang masih tinggi (13,9 persen) dan riset yang bukan menjadi prioritas Pemerintah kita saat ini (13 persen). Ia juga menambahkan bahwa informasi terkait energi terbarukan paling banyak didapatkan dari media online (23,5 persen).

Baca Juga :  Pemerintah Kurang Serius Tangani Energi Baru Terbarukan

“Masyarakat umum juga memiliki peran panting (23,6 persen) dalam mengembangkan energi terbarukan. Keinginan untuk beralih ke energi terbarukan sangat besar, bahkan 36,5 persen responden rela membayar listrik lebih mahal bila bersumber dari energi yang bersih. Bagi mereka, menggunakan energi fosil lebih lama berarti menambah lama pula kerusakan Iingkungan kedepannya. Oleh karena itu, 41,4 persen responden siap melakukan perubahan gaya hidup dengan melakukan aksi hemat energi,” jelasnya. (OSY)

Loading...