oleh

La Nyalla: Sulit Bagi Prabowo Untuk Menang Lawan Jokowi

SUARAMERDEKA – Pertandingan ulang pilpres antara Jokowi dan Prabowo dinilai La Nyalla akan memberi hasil akhir yang sama seperti pertandingan sebelumnya. Dengan posisi Jokowi sebagai petahana, maka peluang kemenangan Prabowo akan jadi lebih kecil.

Dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (23/10/2018), pemilik nama lengkap La Nyalla Mahmud Mattalitti ini menyatakan bahwa dirinya sangat yakin Pilpres 2019 nanti akan diunggulkan oleh Jokowi-Ma’ruf, capres nomor urut 01. Keyakinan ini menurutnya, bahkan sudah ada sebelum penetapan pasangan calon.

“Sebelum penetapan pasangan calon, saya sudah pernah menyatakan di media. Bahwa jika Pilpres kembali terulang head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka sulit bagi Prabowo untuk menang. Mengapa? Karena di 2014 saja, sebelum Jokowi menjadi presiden, Prabowo sudah kalah. Apalagi sekarang Jokowi sudah menjadi presiden. Sudah menunjukkan capaian-capaian pembangunan kabinet yang dipimpinnya,” kata La Nyalla.

Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Jawa Timur ini melanjutkan, pencapaian yang diraih oleh pemerintahan Jokowi akan mengantarkannya kembali menjadi Presiden yang akan datang. Rakyat telah melihat sendiri fakta adanya pembangunan dan hasil kerja Jokowi sebagai presiden selama ini.

Baca Juga :  RUU HIP, Monster Buatan PDIP Yang Akhirnya Mengejar Mereka

“Saya melihat dan mengukur secara realistis kinerja pemerintah. Terutama di sektor ekonomi. Yang menjadi konsentrasi saya sebagai pengusaha dan Ketua Umum KADIN provinsi Jawa Timur,” lanjutnya.

Masih menurut La Nyalla, perang dagang ala Amerika Serikat yang ugal-ugalan dan ambruknya negara kelas menengah seperti Turki dan Argentina memberi dampak kepada Indonesia. Walaupun demikian, Indonesia  termasuk dalam negara dengan growth yang stabil di dunia.

Selanjutnya, selama pemerintahan Jokowi sangat mudah untuk investasi. Ia memberikan contoh bahwa aturan yang ribet langsung dihapus.

Jokowi menerapkan pemerintahan modern. Selalu mendukung investasi. Penurunan pajak UKM/UMKM dari satu persen menjadi 0,5 persen. Penerapan dan kebijakan Jokowi tersebut sangat nyata dirasakan dampaknya oleh pelaku bisnis UKM/UMKM.

Baca Juga :  Butuh Langkah Baru Atasi Dampak Perang Dagang AS Dengan Cina

Begitu juga dengan dana desa untuk infrastruktur. Penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setiap tahun naik. Tahun 2018 mencapai 92.4 juta jiwa. Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) telah mencapai 20 juta anak didik. Penerima bantuan nontunai untuk keluarga, ditingkatkan menjadi 15,6 juta keluarga penerima,” kata La Nyalla. (TBU)

Loading...