oleh

Mana Keturunan Sultan; Sebuah Renungan

Mana Keturunan Sultan; Sebuah Renungan.

Ditulis oleh: Tubagus Soleh, Ketum DPP Ormas Kerabat dan Sahabat Kesultanan Banten (Babad Banten).

Mana Keturunan Sultan dan Raja Nusantara? Pertanyaan yang sangat retoris tapi serius harus di jawab.

Pasalnya, bangsa kita saat ini sangat membutuhkan suri tauladan yang bisa di lihat dan di contoh dalam nyata kehidupan.

Moralitas bukan hanya indah diatas kertas tapi juga harus indah dalam kehidupan nyata.

Prilaku koruptif hampir meliputi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ancaman serius bangsa bukan terletak dari kekuatan luar tapi lebih dari rapuhnya moral bangsa.

Revolusi Mental yang digaungkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi memiliki sebenarnya memiliki arti yang sangat strategis seandainya memang benar-benar dilaksanakan dengan sistematis dan konsisten.

Memang dampaknya tidak langsung seperti makan cabe yang langsung pedas. Tapi secara bertahap akan menguatkan dan mengokohkan pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Problem serius berbangsa kita saat ini adalah masalah keadilan dan kesejahteraan ditambah dengan bumbu-bumbu rapuhnya moralitas bangsa.

Baca Juga :  Revolusi di Era Reformasi (Catatan akhir tahun John Mempi)

Ketiga problem ini saja bila tidak ditangani dengan apik akan menjadi masalah serius dikemudian hari.

Kita sudah melihat banyak contoh di bangsa lain yang harus lenyap dari peta dunia hanya karena ketiga hal tersebut.

Indonesia sebagai bangsa besar yang memiliki akar yang kokoh dengan Wawasan Nusantaranya tentu sangat mampu untuk melakukan penyesuaian dengan dinamika yang terjadi sekarang dan masa depan.

Memahami Wawasan Nusantara tidak terlepas dari akar bangsa Nusantara itu sendiri.

Bukankah bangsa kita ini berasal dari beragam suku bangsa dan Kerajaan serta kesultanan? Namun diikat oleh Satu Komitmen yang sama.

Kalau boleh saya sebut satu komitmen itu  adalah dengan ikatan Agama yang dianut oleh Mayoritas Bangsa Nusantara yaitu Islam.

Jadi Islamlah yang mempersatukan bangsa Nusantara ini dalam satu ikatan kebangsaan yang sekarang bernama Indonesia.

Baca Juga :  Ramah Tamah Kapolres Melawi Dengan Awak Media Se-Kabupaten

Saya tidak bisa bayangkan, apakah tanpa Islam Indonesia itu bisa ada?

Islamlah agama yang dianut oleh Mayoritas para Raja dan Sultan di Nusantara serta seluruh rakyatnya.

Jika sekarang Islam menjadi napas kehidupan berbangsa dan bernegara di negara yang kini bernama Indonesia hal itu merupakan hal yang wajar.

Dan sudah seharusnya Islam menjadi Inspirasi dan napas utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Prilaku koruptif yang menyebabkan keadilan dan kesejahteraan rakyat hingga kini belum juga terwujud sebagaimana janji-janji “Kemerdekaan” harus dikoreksi total.

Moralitas Para Pemangku Negara dari Presiden hingga level yang paling bawah yaitu RT harus menjadi prioritas utama dalam bingkai program “Revolusi Mental” yang digagas oleh Bapak Presiden Haji Joko Widodo.

Dengan begitu, harapan mewujudkan Indonesia sejahtera masih ada harapan.

Jangan sampai pertanyaan retoris Mana Keturunan Sultan dan Raja Nusantara merupakan bentuk Jawaban serius dari problematika berbangsa kita saat ini.

Loading...