oleh

Mantan Bupati Banyuwangi ke 11 di Makamkan di Pemakaman Kalibaru

SUARAMERDEKA.ID – Kabupaten Banyuwangi (atau sebelumnya disebut Regentschap Blambangan Timur) adalah Kabupaten yang dibentuk oleh Pemerintah VOC Belanda pasca perlawanan Pangeran Jagapati yang terkenal dengan Perang Puputan Bayu di Blambangan. Setelah itu Belanda menunjuk Mas Alit untuk menjadi regent atau bupati di Banyuwangi pertama dengan gelar Temenggung Wiroguno. Pengangkatan ini menandai akhir dari kekuasaan Kerajaan Blambangan dan berdirinya Pemerintahan baru di bawah Kolonial VOC Belanda.

Pengangkatan Mas Alit ini diusulkan oleh Patih Juru Kunci (Patih Tumenggung Jaksanegara, penguasa Blambangan 1771-1773) kepada Residen Schopoff, dilanjutkan kepada P. Luzak, Pemangku Kebijakan Ujung Timur (Gezaghebber van den Oosthoek), lalu ke Gubernur Van der Burg di Semarang dan lalu ke Gubernur Jenderal Van der Parra di Batavia. Mas Alit lalu dilantik 1 Februari 1774 dan mulai menempati kediamannya (pendopo) pada 1775.

Pada masa awal pemerintahannya, Belanda juga memberi keleluasaan kepada Mas Alit untuk memindahkan ibu kota dari Ulupangpang di Muncar ke tempat lain. Residen menyarankannya untuk memilih antara Benculuk, Ketapang – Kalipuro, Banyuwangi atau tetap di Ulupangpang. Karena tidak disetujui oleh Gubernur Jawa, maka Mas Alit memilih ikut pindah ke dekat benteng VOC di Tirtogondo (Kota Banyuwangi). Selain itu Belanda mengubah kebijakan politiknya terhadap Blambangan yang sebelumnya bersifat represif menjadi lebih kooperatif.

Menurut H. Abdullah Fauzi, purna tugas ASN di Dinas Pariwisata, Jumat (10/12/2023) mengatakan kalau mantan Bupati Banyuwangi yang meninggal, selain di makamkan di komplek pemakaman dekat Masjid Agung Baiturrahman jantung kota Banyuwangi, ada mantan Bupati Banyuwangi yang di makamkan di Ujung Barat Daya Banyuwangi, tepatnya di Kalibaru Kulon, kecamatan Kalibaru.

Baca Juga :  KPUD Supiori Kembali Tunda Pelaksanaan Debat Kandidat Putaran Kedua

Berikut adalah Daftar Bupati Banyuwangi dari masa ke masa, mulai menjabat Akhir menjabat diantaranya
1. Temenggung Wiroguno. I (alias Mas Alit) 1773 1782 ke 1.

2. Temenggung Wiroguno. II (alias Mas Talib) 1782 – 1818. ke 2

3 . Temenggung Surenggrono 1818 – 1832 ke 3

4 . R.T. Wiro-adinegoro 4 April 1832 – 1867. ke 4

5 . R.T. Pringgokoesoemo 16 – 11-1867 – 28 -11 1880 ke 5

6. R.M.T.A. Soegondo 31- 10 -1881 – 31- 10 -1887 ke 6

7 . R.T. Astrokoesoemo 29 Februari 1888 – 1889. ke 7

8. R.T.A. Soeringrono 23 Februari – 1889 Oktober 1894 ke 8

9 . R.T.A. Koesoemonegoro 9 Mei 1895 – 11 Oktober 1911 ke 9

10 . R.T. Notodiningrat 6 Juni 1913 – 7 November 1918 ke 10

11. R.A.A. Mohamad Notoadisoerjo 12-7-1919 – 30-1933 ke 11

12 . R.T.Moertadjab Sosroadiningrat 19-5-1934 -22 -5-1938 ke 12

13 . R.T. Achmad Rastiko 10 Maret 1939 – 1942 ke 13

14. R. Oesman Soemodinoto 1942 – 1947 ke 14

15. R. Ahmad Kusumo Negoro 1947 – 1949 ke 15

16 . R. Moch. Sachrawisetio Abiwinoto 1949 -1949 ke 16

17. Sukarbi 1949 – 1950 ke 17

18. R. Oesman Soemodinoto 1950 – 1955. ke 18

19. Soegito Noto Soegito 1955 – 1965. ke 19
Dua periode. ke 20

20. Soewarso Kanapi. S.H. 1965 – 1966 ke 21

21. Letkol (Purn.) Djoko Supaat Slamet 1966 – 1978. ke 22

21. Soesilo Suharto, S.H. 1978 – 1983. ke 23

22. S. Djoko Wasito 1983 – 1988 ke 24

23. Harwin Wasisto 1988 – 1991. ke 25

Baca Juga :  Terakhir Selancar Paling Bergengsi Dunia Dihadiri Menko Luhut. 2023 Bakal Kembali Digelar di Banyuwangi

24. Kol Pol. (Purn) HT. Purnomo Sidik 1991 – 2000 ke 26 Dua periode ke 27

25. Ir. Samsul Hadi 2000 – 2005 ke 28 Wabub Abdul Kadir
26. Ratna Ani Lestari. S.E., M.M. 2005 – 2010 ke 29 Wabub Yusuf Nur Iskandar
27. Abdullah Azwar Anas 2010 – 2015. ke 30 Wabub Yusuf Widyatmoko

* Zarkasi (Pejabat) 22 Oktober 2015 – 17 Februari 2016

28. Abdullah Azwar Anas 17- 2- 2016 – 17-2-2021. ke 31 Wabub Yusuf Widyatmoko

28 Ipuk Fiestiandani 26 Februari 2021 Petahana Wabub Sugirah.

“Mungkin tidak banyak orang tahu, Bupati Banyuwangi ke 11, Raden Mochammad Noto Hadisuerjo, wafat dan dimakamkan tidak di komplek pemakaman mantan – mantan Bupati Banyuwangi di sebelah Masjid Agung Baiturrahman, seperti Mas Alit, H. Samsul Hadi dan lainya.

Tetapi pemakamannya berada di Kecamatan Kalibaru tepatnya Desa Kalibaru Kulon, merupakan makam keramat atau yang lebih dikenal sebagai makam Mbah Kanjeng, area makam berada di dekat kantor Desa Kalibaru Kulon.” terang Fauzi.

Lanjut Fauji, ditengah jantung kota Banyuwangi ada Alun – Alun Sri Tanjung, Sisi Utara Pendopo Sabha Swagata Blambangan, sisi Barat Masjid Agung Baiturrahman, seputar komplek Masjid lebih bagus dan indah Islami andai ada wisata religi.

“Sekedar tetenger di kompleks pemakaman para mantan – mantan Bupati Banyuwangi di barat Masjid Agung Baiturrahman. Jika kita mau bekerja sama dengan keluarga mereka, lokasinya bisa dimanfaatkan untuk wisata religi, tengah kota sekaligus sebagai alur wisata kota, serta mengangkat perekonomian dan UMKM di lingkungan setempat.” pungkas Fauzi.(BUT).

Loading...