oleh

PERMIRI: Korban 21-22 Mei Bukan Hanya Perusuh, Polisi Juga

SUARAMERDEKA.ID – Perempuan Milenial Republik Indonesia (PERMIRI) meminta Komnas HAM agar bersikap netral dalam mengungkap peristiwa 21-22 Mei lalu. Mereka mengingatkan bahwa selain kelompok perusuh, anggota kepolisian juga ada yang menjadi korban.

Kedatangan sejumlah perempuan yang ke kantor KomnasHAM di jalan Latuharhary Jakarta Pusat, Selasa siang (18/6/2019) ini ditemui oleh Bagian Analis Pengaduan Komnas HAM Luluk Sapto Setiawan. Koordinator lapangan PERMIRI Ginka Febriyanti meminta agar KomnasHAM mengusut tuntas peristiwa tersebut. Ia menyebut bahwa korban peristiwa tersebut bukan hanya berasal dari perusuh atau kelompok bayaran saja.

“Perlu kita ketahui semua bahwa korban yang ada pada tanggal 21-22 Mei baik itu korban dari pihak perusuh atau orang bayaran. Ataupun dari pihak kepolisian yang bertugas pada saat itu. Serta rusaknya fasilitas negara. Harus diusut secara adil hingga tuntas,” kata Ginka Febriyanti.

Baca Juga :  Tambang Emas Tumpang Pitu di Buka, Banyuwangi Unjuk Rasa

Ia berharap KomnasHAM bertindak netral, tidak hanya memproses dari pihak perusuh atau pihak kepolisian saja. Setiap masyarakat mempunya hak yang sama untuk melapor ke KomnasHAM. Ia juga meminta KomnasHAM tidak hanya menerima laporan saja, namun benar-benar menginvestigasi secara tuntas.

”Kami dari PERMIRI hadir disini untuk mendukung KomnasHAM dan mengawal proses investigasi itu, hingga nanti benar-benar selesai. Hanya permintaan dari kami, agar KomnasHAM ini benar-benar netral. Dan tidak memihak pihak manapun yang sesuai dengan Undang-Undang, KomnasHAM adalah suatu lembaga yang independen,” ujarnya.

PERMIRI juga meminta Ketua Komnas HAM beserta jajarannya untuk bersikap netral dan amanah dalam mencari fakta-fakta kerusuhan pada tanggal 21-22 Mei 2019. Ginka Febriyanti meminta Komnas HAM tidak menjadi sadera politik dalam mengusut kasus kerusuhan yang memakan korban jiwa.

Baca Juga :  Bupati Kapuas: Perangkat Daerah Harus Kompak dan Bekerja Sama
“PERMIRI meminta Komnas HAM membentuk tim pencari fakta yang bersifat netral, bukan tim pencari hoax,” tegasnya.

Sementara itu Luluk Sapto Setiawan mengucapkan terimakasih atas kedatangan PERMIRI ke kantor KomnasHAM. Ia mengatakan kedatangan para perempuan milenial ini adalah wujud perhatian masyarakat kepada mereka.

“Kita menyampaikan terima kasih atas perhatian teman-teman kepada KomnasHAM. Karena tanpa perhatian masyarakat, KomnasHAM tidak ada arti apapun,” jelas Analis Pengaduan Komnas HAM ini.

Ia menjelaskan KomnasHAM menerima setiap informasi dan aspirasi masyarakat. Semua peran serta masyarakat menjadi bahan untuk melihat peristiwa tersebut secara keseluruhan.

“Tidak hanya korban dari sisi masyarakat yang waktu itu terlibat langsung massanya. Tapi juga korban dari sisi kepolisian, seperti yang terjadi di Jakarta Timur. Kami juga melihat itu dari keseluruhan,” tuturnya. (OSY)

Loading...