oleh

PP GPI Kecam Manuver Politik Jadikan Partai Demokrat Sebagai Partai Istana

SUARAMERDEKA.ID – Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Islam (GPI) menilai, sengkarut Partai Demokrat terjadi karena ada manuver politik untuk dijadikan sebagai Partai Istana. Pemerintah diminta tidak memberi ruang bahkan melindungi manuver politik yang dianggap tidak beretika, terlebih ada dugaan dilakukan oleh oknum yang ada di lingkaran istana.

Sekretaris Jenderal (Sekjend) PP GPI Khoirul Amin menjelaskan, sejumlah pengurus PP GPI mendatangi kantor DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021). Kedatangan mereka sebagai simbol bentuk solidaritas dan dukungan kepada Partai Demokrat yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Kami sepenuhnya yakin bahwa Partai Demokrat kuat dan mampu menghadapi badai serta manuver politik yang tidak beretika dan tidak beradab saat ini,” kata Amin dalam pernyataan sikap PP GPI, Senin (8/3/2021) malam.

Ia menuturkan, GPI merasa prihatin melihat kondisi bangsa dan Negara saat ini. Para petinggi dan elit negara disebutnya kerap mempertontonkan Inkonsistensi statement untuk menutupi kebohongan dan kecurangan. Menurutnya, GPI menganggap manuver politik yang terjadi saat ini sebuah upaya menjadi Partai demokrat sebagai Partai Istana.

Keadilan hukum perlahan tapi pasti menjadi hal yang tabu, kebrutalan politik juga terus dipertontonkan tanpa rasa malu. Ini tentu tidak boleh dibiarkan. Tidak boleh ada upaya untuk menjadikan semua partai politik di Indonesia ini menjadi PARTAI ISTANA. Karena itu tidak mendidik secara politik dan mencederai proses demokrasi di negeri ini,” tegas Sekjend PP GPI.

Amin mengingatkan, rakyat Indonesia butuh partai politik yang bisa menjadi penyeimbang dan kontrol terhadap kekuasaan. Sebuah partai politik yang bisa menyajikan second opinion pada penguasa dibutuhkan agar negara tidak jatuh dalam kehancuran. Ia meyakini, kekuasaan akan cenderung korup dan disalahgunakan jika tidak ada kontrol yang kuat.

Baca Juga :  Tembak Tukang Bangunan, Kelompok Teroris OPM Kembali Bunuh Warga Sipil

Untuk itu, tidak boleh ada partai politik yang diganggu kedaulatannya hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut Amin, rakyat Indonesia membutuhkan sosok pemimpin muda, yang visioner dan memiliki integritas. Sejarah membuktikan, para pemuda mempelopori kemerdekaan Indonesia melalui Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. GPI meyakini, kehadiran pemuda mampu memberi warna baru dan penyegaran serta membawa perubahan dalam kancah politik Indonesia. Karena pemimpin muda diyakininya masih bersih dari kebiasaan-kebiasaan politik korup di negeri ini.

Bukan kelompok tua yang masih ambisius, kemudian menghalalkan segala macam cara dan mengesampingkan etika serta adab hanya untuk mewujudkan ambisinya,” ucapnya.

Dikatakan, PP GPI meminta pemerintah untuk tidak memberi ruang apalagi melindungi gerakan-gerakan dan manuver politik yang disebutnya tidak beretika.

Apalagi gerakan politik ini melibatkan orang yang saat ini ada dalam lingkar Istana. Jadi sungguh sangat ironis kami melihatnya,” tegas Khoirul Amin.

Sekjend PP GPI ini mengingatkan semua pihak akan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Al-‘Askari dalam Mukhtarul Hadist. Rasulullah SAW bersabda, “Kasihanilah olehmu tiga golongan manusia, yaitu salah satunya adalah orang-orang berilmu yang berada dikalangan orang bodoh”.

Ia menambahkan, GPI hanya bisa mendo’akan agar ilmu para petinggi dan elit negara tidak sia-sia. Kepada mereka, GPI berdoa agar ilmu yang dimiliki para petinggi dan elit negara tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif.

“Kami juga berdo’a semoga tuan-tuan semua tidak menggunakan ilmu tersebut untuk memasyarakatkan kebodohan di negeri ini dengan berpolitik tanpa etika. Mari kembalikan etika dalam berpolitik, tegakkan hukum yang berkeadilan dan selamatkan Negara Indonesia dari kehancuran,” ujarnya.

Pada pernyataan resmi yang juga ditandatangani oleh Ketua Umum PP GPI Veddrik Nugraha tersebut juga memberikan instruksi kepada seluruh kadernya.

Maka dari itu, kami atas nama Pimpinan Pusat menghimbau dan menginstruksikan kepada Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang serta Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Islam diseluruh Indonesia untuk bersuara dan mengambil sikap tegas. Mari bersama-sama kita lawan politik yang tidak beretika dan tidak beradab di negeri ini, walau kita harus turun ke jalan. Sebab itu sangat membahayakan dan dapat menghancurkan negeri ini,” tutupnya. (OSY)

Loading...