SUARAMERDEKA.ID – Relokasi pedagang pasar Banyuwangi hampir dipastikan sudah rampung. Kini para pedagang sudah menempati lapak lapak di area Gedung Wanita Paramitha Kencana dan ada sebagian yang memilih untuk mencari tempat sendiri di tempat yang lain.
Pasar induk Banyuwangi itu hanya menyisakan bangunan yang tanpa penghuni. Dan apabila dilihat pada malam hari bagaikan “rumah hantu”. Belum ada tanda tanda kapan pelaksanaan pembangunan revitalisasi pasar itu akan mulai dilaksanakan.
Menurut Edy Hariyanto activis, jebolan Aliansi masyarakat anti korupsi Banyuwangi (Aman Korban), dirinya menengok pada laman LPSE pada kementerian PUPR, ternyata sampai saat ini masih jadwal proses lelang pengadaan barang dan jasa, dan belum ada pemenang lelang yang nantinya sebagai pelaksana pembangunan / revitalisasi pasar induk Banyuwangi dan Inggrisan.
Bahkan jadwal penandatanganan kontrak baru akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai 2 juli 2024.
“Pengawasan suatu kegiatan harus dimulai sejak ujung permulaan yaitu perencanaan. Dan proses lelang / tender itu sangat penting untuk kita awasi bersama, karena bisa jadi korupsi itu timbul / dimulai pada saat proses lelang / tender itu dilaksanakan. Dan proses lelang / pengadaan barang dan jasa itu harus memenuhi unsur / prinsip – prinsip, efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel.
Ada beberapa faktor seseorang / penyelenggara negara melakukan korupsi, diantaranya: Keserakahan, Kebutuhan, dan Kesempatan. Banyak pejabat daerah yang terlibat kasus korupsi dimana uang hasil korupsinya dipergunakan untuk membiayai pencalonanya kembali dalam pemilihan kepala daerah. Dan biasanya kasus korupsi itu sering menyertai, dan akan meningkat menjelang pemilu dan pilkada.” kata Edy, Jumat (7/6/2024).
Masih kata Edy, hal Ini yang membuat rentan pelaksanaan revitalisasi pasar induk Banyuwangi dan Inggrisan menjadi tunggangan pihak pihak yang berkepentingan menjadi lahan basah korupsi. Sehingga kita harus secara aktif mengawasi dari awal terhadap revitalisasi pasar Banyuwangi dan inggrisan.
“Walaupun sebenarnya sebagian besar dari kita tidak bisa memastikan kapan dan dimana proses terjadinya korupsi itu.” pungkas Edy. (BUT).