oleh

Revolusi di Era Reformasi (Catatan akhir tahun John Mempi)

Revolusi di Era Reformasi (Catatan akhir tahun John Mempi).

Ditulis oleh: John mempi, Aktivis Pergerakan.

17 Januari 2011 saat acara Pertemuan Meja Bundar 100 Tokoh Pergerakan yang diadakan di Gedung Juang 45 Jakarta, mantan Ka.BAIS (Juni 1998 ~ Oct 1999) dan KSAD (Nov 1999 ~ Oct 2000) Jendral (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan:

Para pemimpin saat ini sudah bermental “Ki Munajat” alias Khianat, Munafik dan Bejat. TNI harus berpihak pada kepentingan rakyat, bukan pada penguasa yang zalim. TNI juga harus terus mengkritik para pemimpin yang tidak peduli dengan kepentingan rakyatnya. Jika tidak didengar juga, TNI bersama rakyat harus menumbangkan pemimpin itu,

Mahfud MD pada October 2013, setelah tidak menjadi Ketua MK, mengatakan “Saat biaya politik semakin mahal, elite juga semakin jelek karena sistem yang dibangun mendorong ke arah korupsi. Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia pun bisa jadi iblis juga,” dan hal ini dibuktikan oleh Mahfud sendiri dengan masuk kabinet sebagai Menkopolhukam. Hal yang sama juga dialami oleh Prabowo dan Sandiaga Uno yang saat pilpres 2019 merupakan idola sebahagian besar masyarakat yang kecewa terhadap Jokowi, ternyata Prabowo dan Sandi tidak mampu melawan kecurangan dan akhirnya ikut mendukung serta menikmati hasil kecurangan. Rakyat untuk kesekian kalinya ditipu dan dibohongi oleh orang-orang yang sebelumnya dianggap sebagai Juru Selamat, tetapi Rakyat tidak pernah lelah untuk berjuang dan selalu mencari tokoh yang dapat memimpinnya untuk memperoleh keadilan.

Agustus 2020 Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan diri di Tugu Proklamasi, masyarakat menyambutnya dengan antusias walaupun akhirnya kandas ditengah jalan karena para Tokoh KAMI sebagian besar adalah pendukung Jokowi pada 2014 dan orang-orang yang telah menikmati kekuasaan di periode sebelumnya sehingga KAMI mengidentifikasikan dirinya hanya sebagai gerakan moral atau Pressure Group.

Dalam sejarah perjuangan di Republik Indonesia, terdapat 2 Benteng Pertahanan. Benteng Pertahanan Profesional adalah TNI dan Benteng Pertahanan Tradisonal adalah Islam. Karena politik TNI dalah politik negara maka TNI sangat diharapkan peran politiknya untuk menjaga kedaulatan negara dan melindungi rakyatnya tetapi akhirnya roboh akibat menghamba pada sekelompok Taipan yang dahulu dibentuk dan dibesarkan oleh TNI. Ibarat TNI yang membuat Patung, tetapi ketika Patung tersebut sudah kokoh dan disembah banyak orang, TNI ikut serta menyembah Patung tersebut untuk mendapatkan barokah dan sedekah.

Baca Juga :  Menteri PANRB Ingatkan Pentingnya Transparansi Pelayanan Publik

Akibat benteng profesional TNI roboh, akhirnya Islam sebagai benteng pertahanan terakhir menjadi harapan bagi mayoritas rakyat indonesia. Kehadiran Rizieq Shihab membawa harapan baru dan dianggap sebagai Mesias untuk menghadapi Dajjal. Jangan pernah menyalahkan Rizieq karena perilaku Rizieq adalah akibat bukan sebab. Rizieq adalah reaksi dari suatu aksi yang menyudutkan ummat islam sebagai ummat mayoritas di Indonesia.

Ulama dan Tokoh Masyarakat yang seharusnya berbicara dan berprilaku santun dan ramah, karena terpaksa dan dipaksa oleh situasi, akhirnya harus berkata dan bertindak kasar akibat selalu menemui jalan buntu. Dahulu MPR merupakan wadah untuk menampung aspirasi rakyat, sekarang menghilang dan akibatnya rakyat kebingungan dan akhirnya harus turun kejalan.

22 tahun Reformasi, telah membuat kerusakan yang dahsyat yang belum pernah tercatat dalam sejarah Republik Indonesia. Artinya… sistem reformasi telah membuat setiap orang untuk menghancurkan dirinya sendiri (self-destruction), orang jahat menjadi sadis, orang baik dipaksa dan terpaksa untuk menjadi jahat. Era reformasi merupakan suatu pelajaran yang paling mahal dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia, karena reformasi menghancurkan moral, mental dan etika bangsa indonesia yang membutuhkan 1 (satu) generasi untuk memperbaikinya.

REVOLUSI Merupakan sebuah perubahan secara cepat yang berhubungan dengan dasar kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya suatu masyarakat yang direncanakan dan dilaksanakan tanpa atau melalui kekerasan. Revolusi akan mempengaruhi dan merobah sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok masyarakat. Revolusi bertujuan untuk mengarahkan masyarakat agar dapat memproyeksikan masa depan yang lebih baik yang jika dicapai melalui proses alamiah akan memakan waktu, biaya dan ongkos sosial yang tinggi.

2007 Tyasno Sudarto mengumandangkan Revolusi Nurani dan berakhir Gagal Total. Akhirnya tanpa  nurani, Tyasno ikut dalam rombongan Jokowi pada 2014 sampai saat ini.

2014 Jokowi menyerukan Revolusi Mental dan sampai saat ini justru Mental bangsa Indonesia tetap bermental Budak yang menghamba kepada para pemilik modal.

2019 Amien Rais tokoh reformasi yang melihat dan merasakan kegagalan reformasi mencoba untuk come-back dengan menyerukan Revolusi Moral untuk menyaingi Revolusi Mental Jokowi, ternyata hasilnya sama, Moral dan Mental bangsa Indonesia justru semakin hari semakin rusak.

Revolusi yang selama ini dikobarkan ternyata hanya merupakan suatu strategi untuk merobah nasib seseorang atau kelompok akibat terpinggirkan oleh system pemerintahan dengan tujuan untuk masuk kedalam kekuasaan.

Baca Juga :  Rahman Kubal Minta Pemerintah SBT Dorong Pembangunan di Utian Lima

2020 Rizieq Shihab tanpa beban politik masalalu dan akibat diusir oleh Rezime Jokowi ke Makkah, justru membuat Rizieq semakin kuat dan ketika kembali bersama dengan basis massa Islam, Rizieq menyerukan Revolusi Akhlaq yang mendapat tantangan terutama dari sebahagian besar Non-Muslim beserta para Taipan yang di back-up oleh pensiunan jendral TNI dan Polri.

Disaat pemerintah indonesia membutuhkan bantuan international, pada 7 desember 2020 terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Negara terhadap 6 pengawal Rizieq yang harus dibayar mahal dengan jatuhnya martabat pemerintah indonesia di mata International.

Ketika ummat non-muslim Indonesia merasa mendapat tekanan dari ummat muslim di Indonesia, mereka meminta bantuan international untuk menekan pemerintah Indonesia. Tetapi ketika ummat islam Indonesia di dholimi oleh pemerintah Indonesia, ummat islam harus berjuang sendiri untuk memperoleh keadilan. Rakyat merasa bahwa saat ini merupakan perang melawan penjajahan jilid II dengan musuh yang jauh lebih berat yaitu bangsa sendiri dan hal ini pernah diucapkan oleh Presiden Soekarno saat pidato Hari Pahlawan 10 November 1961 “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Ternyata ucapan Soekarno benar, musuh bangsa indonesia saat ini bukan bangsa asing tetapi anak, keturunan dan simpatisan Soekarno sendiri.

Republik Indonesia pernah mengalami Revolusi (Perobahan secara cepat) pada tahun 1945, 1965 dan 1998 yang merobah arah dan tujuan bernegara tetapi setelah reformasi, Revolusi Nurani, Revolusi Mental, Revolusi Moral dan Revolusi Akhlak hanya mengganti penguasa lama dengan penguasa baru karena Revolusi Nurani, Revolusi Mental, Revolusi Moral dan Revolusi Akhlak adalah Revolusi Kata-Kata (lisan) bukan Revolusi Bersenjata, seperti yang dikatakan dalam Hadits :

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim, no. 49]

Loading...