oleh

Stok Darah RSUD Raha Habis, Keluarga Pasien Justru Datangi Polres Muna

SUARAMERDEKA.ID – Beberapa warga mendatangi Polres Muna mengeluh butuh bantuan darah karena stok darah di RSUD Raha Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara habis. Laporan tidak lazim ini ditanggapi Kapolres Muna dengan memerintahkan anggotanya beserta keluarga untuk secara sukarela melakukan donor darah.

Demikian disampaikan Kapolres Muna AKBP Agung Ramos Paritongan Sinaga SSos SH Msi saat ditemui di Mapolres Muna, Minggu (11/9/2019). Ia menuturkan, kejadian tidak lazim yang terjadi pada hari Jumat tanggal 9 Agustus.

“Awalnya keluarga pasien mendatangi Mapolres Muna. Mereka mengeluhkan keluarganya butuh bantuan darah dengan golongan darah O sebanyak 6 kantong. Mereka menjelaskan bahwa stok darah di RSUD Raha habis. Mendengar laporan ini, Kasi Propam Aipda Baharuddin bersama beberapa anggota Polres Muna langsung mendatangi RSUD untuk diambil darahnya,” kata Kapolres Muna.

Lanjut Agus Ramos, saat proses transfusi darah, dua keluarga pasien lain mendatangi Aiptu Baharuddin. Ternyata, kedua keluarga mereka juga mengeluhkan hal yang sama, stok darah rumah sakit habis. Masing-masing stok darah golongan B dan AB, sejumlah 5 kantong dan 4 kantong.

Baca Juga :  Petani Jagung di Muna Terancam Sejahtera

Kasi Propam ini pun langsung menghubungi Kapolres Muna untuk meminta arahan. Kapolres Muna kemudian memerintahkan seluruh anggota Polres Muna untuk secara bergantian mendatangi RSUD Raha untuk menyumbangkan darahnya.

“Bukan anggota Polres Muna saja, tapi seluruh anggota keluarga Polres Muna saya minta untuk ikut. Kehabisan stok darah itu masalah serius. Ini masalah nyawa,” tegas Agung Ramos.
Kasi Propam Polres Muna Aipda Baharuddin saat mendonorkan darah di RSUD Raha, Jumat (9/8/2019)
Kasi Propam Polres Muna Aipda Baharuddin saat mendonorkan darah di RSUD Raha, Jumat (9/8/2019)

Kapolres Muna menjelaskan, kondisi geografis wilayah hukumnya adalah kepulauan. Menunggu kiriman stok darah dari daerah lain sangat beresiko bagi pasien, karena butuh waktu berjam-jam. Karena itu, meskipun urusan stok darah sebenarnya bukan urusan dari kepolisian, namun Agung Ramos merasa berkewajiban untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Muna itu pulau. Jadi semua orang yang ada di Muna sudah menjadi satu keluarga. Lagi pula, tugas kami secara luas adalah melayani masyarakat. Apapun masalahnya, selama kami bisa bantu, pasti kami bantu,” tutur Kapolres Muna.

Baca Juga :  Inspektorat Polda Sultra Tinjau Posko Terpadu di Muna

Ia percaya, dengan mendekat dan memperhatikan masyarakat maka tugas Polisi sebagai penegak hukum menjadi lebih mudah. Pendekatan sosial yang intensif membuat masyarakat merasa segan untuk melakukan pelanggaran hukum. Masyarakat merasa punya kedekatan emosional, sehingga mereka akan berfikir ulang sebelum melakukan pelanggaran hukum.

Kapolres Muna kemudian mengambil contoh dari peristiwa pelaksanaan pemilihan umum beberapa waktu yang lalu. Ia melibatkan sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat untuk menghimbau agar menerima hasil pemilu dengan lapang dada. Wilayah hukumnya yang masuk di zona merah, pada pemilu kali ini berlangsung lancar dan damai.

“Padahal pilkada 2015 lalu ricuh sampai 3 kali PSU (Pemungutan Suara Ulang-red). Pemilu serentak 2019 ini di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara juga terjadi PSU. Kami bersyukur Pemilu Serentak 2019 di Muna berjalan aman dan lancar. Dengan bantuan tokoh agama dan tokoh masyarakat, semua pihak bisa menerima hasil pemilu dengan lapang dada,” tutup Kapolres Muna. (MAC/OSY)   

Loading...