oleh

KJJT dan Kesbangpol Banyuwangi Gelar Diskusi Peran Pers dalam Pemilu

SUARAMERDEKA.ID – Activitas rumah tangga KJJT Banyuwangi bersinergi edukasi dengan dunia pendidikan tingkat SD, SMP dan menengah atas dalam kemitraan jurnalis dengan Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi, kini menggelar Diskusi Pojok KJJT dengan tema “Peran Pers Dalam Pemilu: Untuk Menjaga Transparansi, Keadilan, dan Integritas, Bukan Menjadi Humas atau Tokoh Politik.” Kamis (08/08/2024).

Acara yang digelar di Warung NKRI Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi, dihadiri rekan-rekan Idan pers dari berbagai media, praktisi pers, penulis, sastrawan, serta perwakilan Humas TNI-Polri.

Drs. R. Agus Mulyono. M. Si, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.S,i., menyampaikan apresiasi atas inisiatif KJJT mengadakan diskusi ini sebagai wadah silaturahmi antara insan pers dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Kami berharap forum ini dapat menambah wawasan umum serta jurnalistik, demi menjaga kondusivitas wilayah dengan tetap mengedepankan integritas dan profesionalisme sesuai dengan UU Pers.” harap Agus, Kamis (8/8/2024).

Sementara Ketua KJJT Banyuwangi, Ricky Sulivan, menegaskan bahwa peran media adalah menyampaikan informasi yang netral dan tidak memihak.

Baca Juga :  Nazmiannoor Jadi Wasit Nasional Piala Bupati Kutim Open I 2019

“Media tidak boleh menjadi humas pasangan calon kepala daerah atau menjadi anggota partai politik tertentu. Kita harus menjaga independensi dan integritas dalam penulisan berita.” tegas Ricky.

Perwakilan humas Polresta Banyuwangi, Setyo Bekti, SH. MH, menuturkan kegiatan diskusi seperti ini diharapkan dapat memperkuat sinergitas antara kepolisian dan media demi Banyuwangi yang kondusif.

“Saya berharap pertemuan seperti ini digelar secara rutin, untuk menambah wawasan tentang jurnalistik.” tutur Setyo.

Pegiat literasi, Maulana Affandi, SS., menyoroti pentingnya menjaga netralitas dan independensi media dalam peliputan berita pemilu.

“Media harus mengatur suhu pemberitaan agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin, bisa mengatur diksi dalam sebuah penulisan berita.” terangnya

Acara berlangsung selama tiga jam dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Jurnalis seperti Ari Bagus, Mbah Joni Cobra, Husein, Yahya Umar, secara bergantian mengajukan pertanyaan yang membuat diskusi semakin menarik, salah satunya membahas pentingnya uji kompetensi wartawan dan verifikasi media oleh Dewan Pers.

Baca Juga :  Penilaian Prodi Kedokteran Unair Kampus Banyuwangi Memasuki Tahap Akhir

Ditempat yang sama, M. Husein, dari kalangan penulis buku dan H. Syafaat Ketua Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi, lebih menekankan pentingnya media dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Itu harapan Husen.

Sedang Syafaat mengingatkan para jurnalis untuk berhati-hati dalam memilih kata dan mengkritik dengan cara yang santun, demi membangun Banyuwangi yang lebih maju.

Acara peran pers dalam pemilu di prakarsai KJJT Banyuwangi dan Bakesbangpol berlangsung kidmad dan di tutup dengan pesan dari Maulana, mengenai pentingnya pemilihan diksi dalam penulisan berita, agar tidak menimbulkan persepsi yang salah. Ia mengutip kata-kata John F. Kennedy. Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya, jika politik itu bengkok, sastra akan meluruskannya.

Hasil dari diskusi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran penting Pers dalam menjaga transparansi, keadilan, dan integritas dalam pemilu Nopember mendatang, serta mampu menjaga suhu politik agar tidak panas maupun tidak dingin.(BUT).

Loading...