SUARAMERDEKA.ID – Masih ingat kasus pembunuhan tragis bocah perempuan bernama Dinda Carla Nur Anindita (7) asal Kalibaru. Kini sudah enam bulan lebih Polresta Banyuwangi belum mrnemukan titik terang.
Sisi lain Polresta Banyuwangi baru saja mengumumkan keberhasilan Operasi Pekat Semeru II 2025 dengan menangkap 37 tersangka dari berbagai kasus kriminal. Operasi yang digelar selama dua pekan, sejak 1 hingga 14 Mei 2025 ini, menyasar tindak kekerasan dan premanisme yang meresahkan masyarakat.
Namun di tengah euforia keberhasilan itu, ironi besar mencuat. Kasus pembunuhan tragis Dinda Carla Nur Anindita (7), bocah perempuan asal Kalibaru, Banyuwangi, justru belum menemukan titik terang meski telah enam bulan berlalu. Hingga kini, pelaku masih bebas, dan keadilan yang dinanti keluarga korban belum juga datang.
“Saya hanya ingin keadilan untuk putri saya. Siapapun pelakunya, saya mohon segera ditangkap, dan jangan sampai salah tangkap.” tegas ayah korban, Ahmad Doni (35), yang terus menyuarakan tuntutan kejelasan. Ia bahkan meminta perhatian langsung dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak agar kasus ini dipantau secara serius.
Tragedi kematian Carla terjadi pada 13 November 2024. Tubuhnya ditemukan tak bernyawa di kebun kosong hanya 200 meter dari rumahnya di Dusun Baru Rejo, Desa Kalibaru Manis. Kondisinya mengenaskan: luka di kepala dan mulut, kancing baju seragam terlepas, dan sepeda pink kesayangannya ditemukan di sungai. Di lokasi juga ditemukan satu sepatu dan permen lollipop. Dugaan kuat mengarah pada tindak kekerasan seksual yang berujung pembunuhan.
Namun penyelidikan berjalan lambat. Bahkan hasil otopsi yang diharapkan bisa menjadi petunjuk, disebut mengalami kerusakan, membuat keluarga semakin frustrasi.
“Harusnya bisa ditanyakan ke dokter forensiknya. Kenapa bisa rusak? Itu yang saya tidak mengerti.” tambah Doni.
Sejak kepergian putrinya, Doni memilih berhenti bekerja untuk mendampingi istrinya yang masih trauma dan mengurus anak bungsu mereka. Ia mengenang Carla lewat video berisi foto-foto kenangan, dari momen berangkat sekolah hingga potongan kue ulang tahunnya. Tapi kenangan itu justru memperdalam luka.
Sementara, Polresta Banyuwangi memastikan penyidikan kasus masih berjalan. “Untuk penyidikan masih terus berlangsung, doakan segera ada perkembangan signifikan.” kata Kasat Reskrim Kompol Komang Yogi Arya.
Keberhasilan Operasi Pekat memang layak diapresiasi. Tapi selama pelaku pembunuhan terhadap bocah tak berdosa ini belum tertangkap, sorotan publik terhadap kinerja kepolisian tetap tak terelakkan. Keluarga hanya ingin satu hal, yaitu keadilan.(BUT).