oleh

Pemolesan Laporan Keuangan Bank BTN Mirip Pembobolan Dana Jiwasraya dan Asabri

SUARAMERDEKA.ID – Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan pemolesan Laporan Keuangan Bank BTN atau windows dressing menupakan bentuk dari cara membobol bank BTN berteknik tinggi. Menurutnya, cara yang dilakukan mirip seperti pembobolan dana Jiwasraya dan Asabri

Arief Poyuono menilai, pemolesan Laporan Keuangan Bank BTN yang ada terlihat sangat terstruktur dan rapi dalam “merampok” dana Bank BTN. Ia mengamati penyaluran kredit sebesar 100 miliar untuk PT Batam Island Marina (BIM) pada Desember 2014.

“Kredit yang dikucurkan tersebut sama sekali tak sesuai peruntukkan. Dan digunakan untuk pembayaran utang PT BIM kepada pemegang saham. Padahal seharusnya digunakan untuk pengembangan proyek makanya langsung macet,” kata Arief Poyuono dalam pernyataannya, Selasa (4/2/2020).

Ia juga mengamati soal penambahan kredit 200 miliar kepada perusahaan yang sama yaitu PT BIM pada September 2015. Ia menduga proses uji tuntas (due dilligance) tidak melalui proses pemberian kredit yang ketat. Dalam artikata diduga langsung dikucurkan, karena memang tujuannya untuk membobol dana Bank BTN.

Baca Juga :  Pemerintah “Merebut” Sertifikat Halal MUI Melalui RUU Omnibus Law?
Wakil Ketua Umum Gerindra ini juga melihat adanya window dressing untuk restrukturisasi kredit terkait. Modus yang dilakukan, mengalihkan penyaluran kredit yang sengaja dari awal akan dimacetkan. Ia menduga restrukturisasi kredit dilakukan untuk mempercantik laporan keuangan Bank BTN yang harus dipertangungjawabkan pada pemegang saham.

Arief Poyuono menduga beban aset kredit macet dipindahtangan ke debitur baru dan kemudian dikucurkan kembali kredit baru. Upaya ini dengan cara BTN memberi kredit kepada PPA (Perusahaan Pengelolaan Aset) untuk membeli kredit macetnya.

“Aneh. Yang ada, dimana-mana program restrukturisasi aset di BUMN oleh PT PPA, tidak ada yang dapat kucuran kredit dari BUMN yang aset atau kreditnya lagi macet,” ujarnya.

Lanjut Arief Poyuono, pembelaan Dirut Bank BTN terkait adanya window dressing laporan keuangan Bank BTN seperti kodok didalam tempurung. Dirut Bank BTN menurutnya tidak mengerti benar tentang apa yang terjadi di Bank BTN selama ini, tetapi seakan-akan mengerti.

“Padahal Dirut Bank BTN masih baru. Kemudian pembelaan Corporate Secretary Bank BTN yang menyatakan kredit macet PT BIM yang diindikasi sengaja dibuat macet dari awal dibilang sudah lunas. Lah lalu buat apa Kejaksaan Agung memeriksa kredit macet PT BIM dong,” tegasnya.

Arief Poyuono menyebut window dressing laporan keuangan Bank BTN juga akibat tidak ketatnya pengawasan BPK. Ia melihat sepertinya pada saat kredit PT BIM dikucurkan, ada kongkalikong antara oknum pejabat BPK dengan manajemen Bank BTN.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPR: Proses ke Pansus Hak Angket Jiwasraya Masih Panjang

“Nah, Kejaksaan Agung harus pandai pandai dalam hal ini. Dengan segera tangkap dan tahan semua direksi Bank BTN yang terlibat pembobolan Bank BTN,” katanya.

Arief Poyuono meminta Menteri BUMN segera membentuk Tim audit investigasi terkait window dressing Laporan Keuangan Bank BTN. Jika ada direksi Bank BTN yang terlibat dan saat ini masih menjabat, maka ia meminta harus segera dipecat

“Dan pemegang saham publik juga bisa melaporkan direksi Bank BTN ke pihak kepolisian. Sesuai UU pasar modal. Karena direksi Bank BTN sudah membuat window dressing laporan keuangan Bank BTN,” tutupnya. (OSY)

Loading...