oleh

Menyikapi Pengajian Harlah NU Ke-94 di Tempat Lahirnya Muhammadiyah, Mbok Iyao

Menyikapi Pengajian Harlah NU ke-94 di Tempat Lahirnya Muhammadiyah, Mbok Iyao. Oleh: Anang Imamuddin, Presidium Front Aliansi Umat Islam Bersatu Jateng-DIY.

Dua organisasi islam terbesar di Indonesia ibarat saudara kandung kakak beradik. Organisasi tersebut adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Kauman Yogyakarta, sementara NU didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 31 Januari 1926 di Surabaya.

Kedua ulama dan tokoh besar tersebut memiliki guru yang sama yaitu KH Sholeh Darat dari Semarang. Beliau nyantri dan bersahabat baik di saat menuntut ilmu ataupun di saat menjalankan dakwah masing-masing.

Seolah-olah berbagi peran kedua ulama tersebut, Muhammadiyah berdakwah di wilayah perkotaan sedangkan NU berdakwah di wilayah pedesaan. Secara ilmu sosiologi dan psikologi desa dan kota memiliki perbedaan, sehingga tata cara dakwah serta pendekatannya pun berbeda. Tetapi, di era penjajahan Belanda perbedaan itulah yang digunakan untuk mengadu domba dan memecah belah kekuatan islam tersebut. Karena penjajah Belanda takut apabila dua kekuatan islam modern serta tradisional kultural ini bersatu.

Baca Juga :  Ada Potensi Jual Beli Proyek Pokir Ratusan Miliar DPRD di Kabupaten Jepara

Sepertinya adu domba dan pemecahbelahan dua organisasi islam terbesar di Indonesia itu terus berlangsung bahkan sampai saat ini. Penjajahan modern yang berjalan saat ini juga tidak menginginkan kedua organisasi Muhammadiyah dan NU ini bersatu, kompak serta harmonis.

Besok hari kamis tanggal 5 Maret 2020 akan ada pengajian dalam rangka Harlah NU ke 94 di Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Pembicaranya adalah Gus Muwafiq yang belum lama ini viral dengan ceramahnya yang dinilai oleh sebagian umat islam di Indonesia menista, menghina Rasulullah Muhammad SAW. Gus Muwafiq membuat kegaduhan dan perpecahan di kalangan umat islam. Terlepas selanjutnya dia membuat video permintaan maaf dan klarifikasi tetapi hati umat islam di Indonesia dan di dunia sudah tersakiti.

Pengajian Harlah NU di tempat lahirnya Muhammadiyah, ditambah pembicara yang sudah menghina Rasulullah Muhammad SAW membuat tensi dan atmosfer Yogyakarta menjadi panas serta tegang.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis ingin menyampaikan beberapa hal terkait hal tersebut dengan menyitir istilah jawa Mbok Iyao yang artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah Alangkah lebih baiknya.

1. Mbok Iyao, sesama organisasi besar umat islam di Indonesia mengedepankan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhywah basyariyah.

Baca Juga :  Sekjen DPR: Gedung DPR Bukan Kebakaran, Sistem Aerosol Error

2. Mbok Iyao, tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah duduk bersama untuk mencari jalan terbaik sehingga islam tidak terpecah belah dan tidak menimbulkan konflik ditingkat bawah
3. Mbok Iyao, lebih bijaksana untuk mencari tempat pengajian dalam rangka Harlah NU ke 94. Jangan juga nyolok moto dilakukan di Kauman tempat lahirnya Muhammadiyah dan basisnya Muhammadiyah.

4. Mbok Iyao, bijaksana dalam memilih kiai atau penceramah. Jangan memilih penceramah (Gus Muwafiq) yang belum lama ini membuat gaduh dengan melontarkan ceramah yang menghina Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini akan membuat suasana tidak kondusif.

Dari beberapa hal di atas, saya penulis sebagai insan yang bercita-cita untuk islam bersatu, kompak dan harmonis berharap kepada para pihak terkait terutama tokoh NU serta tokoh Muhammadiyah dapat menjadi teladan bagi umat tentang kedewasaan, persatuan dan solusi terbaik untuk semua.

Salam damai dari Bumi Magelang Raya, pusarnya Pulau Jawa, Pakuning Jagad.

Loading...