SUARAMERDEKA.ID – Rangkaian festival Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) telah memasuki season ke-4. Berlangsung pada tanggal 4 hingga 7 November 2021 di Griya Alit Blambangan, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.
Ketua BYCN, Vicky mengatakan Festival yang bertujuan untuk menggali, mendampingi, dan mengembangkan potensi yang dimiliki tiap daerah itu digelar dengan serangkaian skedul yang padat. Diantaranya creative talk, maestro mengajar, pameran ekonomi kreatif, dan penampilan karya seni.
“Sedikit berbeda dari sesi-sesi sebelumnya, festival BYCN kali ini begitu menarik. Tidak sulit bagi kami menemukan pelaku seni dan ekonomi kreatif untuk dibina, bahkan bisa dikatakan para pemuda di Singojuruh telah berkompeten di dunia seni dan ekonomi kreatif.” ungkap Vicky, ketua BYCN.
Sesi creative talk mendatangkan Tony Midi, seorang artist Illustrator asal Banyuwangi yang karyanya telah menembus pasar internasional seperti pernah bekerja sama dengan marvel studios, universal studios, dan XCBC band. Sedangkan pada maestro mengajar menghadirkan Gandrung Temuk sebagai super mentor yang melatih tari dan nyinden gandrung. Kemudian sebagai bentuk kolaborasi antar daerah, pelaku ekonomi kreatif hasil pendampingan di festival BYCN season sebelumnya juga turut dihadirkan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengapresiasi gelaran festival BYCN. Menurutnya event semacam ini sangat inovatif untuk menggali potensi, menciptakan kolaborasi dan memperkuat konsolidasi antara seni dan ekonomi yang dapat menciptakan produk baru seperti batik dengan motif kebudayaan lokal.
“Apa yang telah dilakukan Banyuwangi Youth Creative Network harus terus dilanjutkan. Saya berharap nantinya event ini juga dapat menghadirkan buyer dan pelaku usaha untuk menciptakan jaringan ekonomi yang berkelanjutan.” kata Ipuk penuh harap.
Penutupan event BYCN kali ini dibuka dengan penampilan tari Singomanjuruh, menceritakan tentang kisah anak raja yang menjadi cikal bakal nama Singojuruh. Tidak hanya agenda pada acara saja yang menawan, melainkan tempat yang menjadi berlangsungnya acara juga cukup menarik.
Diceritakan Ahmad Murai selalu kepala Desa sekaligus pemilik lahan, bahwa dulu lokasi yang berada tepat di belakang kantor Kepala Desa Gumirih itu adalah bekas galian pasir yang terbengkalai. Namun, saat ini tempat itu telah disulap menjadi galeri barang-barang antik yang di-retouch dengan sentuhan estetik. Dilengkapi kolam dan ampiteater pinggir sungai yang Bu menambah kesan alami.
” Ex galian pasir terlihat terbengkalai itu sekarang terlihat indah terkesan alami dan digunakan untuk galeri barang antik yang di re-retouch dengan sentuhan estetik.” jelas Murai, sapaan akrab Kades Gumirih. (BUT).