oleh

Anggaran 78 M, Bupati Banyuwangi Diduga Salah Langkah Tangani Covid-19

SUARAMERDEKA.ID – Sejumlah pihak menyesalkan minimnya langkah yang diambil Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz (A3) dalam menangani pandemi covid-19 (corona). Minimnya penanganan wabah virus yang belum ada penawarnya ini dinilai berbanding terbalik dengan besarnya anggaran yang dikeluarkan.

Ketua DPRD Banyuwangi Made Cahyana Negara menyayangkan Pemkab Banyuwangi yang dinilainya lamban. Ia meminta semua pihak untuk terbuka, terutama Bupati banyuwangi selaku ketua gugus tugas covid-19. Semua harus jelas bagaimana kerja serta koneksi antara pos jaga, rumah sakit, kecamatan, puskesmas dan lainya dengan gugus tugas.

“Berapa ADP yang dimiliki, kekurangannya apa dan seterusnya. Selain itu sistem dan update data menjadi satu dan ini harus cepat. Kalo misalkan kurang anggaran nanti kita tambahin. Ini urusan kemanusian, urusan nyawa, kita gak mau main main,” kata Made di kantor kerjanya, Kamis (9/4/2020).

Sementara itu salah satu aktifis sosial politik Banyuwangi, Danu budiyono mengatakan membenarkan hal tersebut. Bupati A3 dinilai lamban dalam mengantisapasi mewabahnya virus corona.

“Selama ini langkah yang diambil oleh Bupati A3 hanya sekedar bagi-bagi sembakon nasi bungkus dan lain lainnya,” kata Danu ditempat yang sama.

Ia melanjutkan, saat membagi sembako, nasi bungkus dan lain lainnya, lalu didampingi oleh isrtinnya, Ipuk Fiestiandani. Ia santer dikabarkan akan menjadi bakal calon Bupati Banyuwangi pada Pilkada mendatang. Danu menduga, aksi sosial tersebut dimanfaatkan Ipuk untuk mendulang massa. Di beberapa tempat, acara sosial tersebut dilaksanakan di tempat tertutup, yang menurut Danu jelas-jelas menyalahi standar physical distancing  yang ada.

“Bahkan ada juga yang tertutup seperti di Gombengsari kemarin. Sudahlah, urusan yang bagi-bagi nasi bungkus, sembako itu biar lewat RT RW Kelurahan atau Desa dan Kecamatan saja. Apalagi sampai menghadirkan kerumunan massa.Tinggalkan urusan pilkada. Kami jenuh dengan hal-hal gitu,” ujar Danu.

Baca Juga :  Kudeta Senyap di Negeri Kecelik, Catatan Kecil Pojok Warung Kopi Ndeso

Menurut Danu, langkah yang diambil Bupati Banyuwangi ini salah kaprah. Hingga saat ini, Danu belum mendengar kesiapan dan langkah kongkritnya untuk pencegahan, penanganan, koordinasi dengan forpimda. Ia  menyebut salah kaprah, karena berdasarkan temuan sidak pimpinan dewan di kantor gugus tugas covid-19 dan di titik poin perbatasan, kesiapan perlengkapan yang ada dinilainya sangat minim. Ia juga menyebut ada pasien PDP meninggal dunia juga dikeluhkan warga sekitar, karena tidak menggunakan protap gugus tugas.

“Diawal, Bupati terkesan cekatan sekali. Dengan menyiapkan ruangan isolasi di Pendopo, menyiapkan rumah warga buat karantina, membagi bagi sembako, membagi nasi bungkus dan lainya. Namun hingga sekarang, kantor pusat gugus tugas yang menjadi pusat kendali saja masih miris atau belum siap,” tegasnya.

Baca Juga :  SHM Dipecat Dari ARM Secara Tidak Hormat, Karena Diduga Telah Melakukan Tindak Pidana

Danu mengaku sudah dua kali mendatangi posko gugus tugas covid-19 Banyuwangi. Dalam dua kali kunjungannya, humas atau juru bicaranya tidak ada ditempat.

“Padahal saya hanya mau tahu update data soal corona, masak kita harus keliling ke rumah sakit. Anggarannya besar kok, ada 78 Milyar untuk menangani pandemi ini. Belum sumbangan dari masyarakat. Belum nanti dari Pemprov, dari Pemerintah pusat. Atau mungkin jika tidak mampu memimpin gugus tugas, pak Bupati di rumah saja. Biar kami rakyatmu keluar ramai-ramai membantu,” kata Danu.

Diitempat yang sama, H. Naufal Badri, Ketua Fraksi Gerindra mengatakan, sistem deteksi dini covid-19 di Banyuwangi saat ini masih lemah. Diperlukan percepatan akselerasi untuk cepat melakukan deteksi dini, cepat melakukan lokalisir, dan cepat membuat peta sebaran, agar penanganannya berlangsung cepat. Naufal menegaskan, paling tidak, kebutuhan mendasar untuk  pencegahan harus diutamakan.

“Temuan temen – teman waktu sidak di lapangan, seperti di kantor gugus tugas covid-19, kemudian di titik poin perbatasan antar Kabupaten sama sekali tidak siap. Sangat miris lo. Mulai dari ketersediaan alat kesehatan, seperti Thermal Gun untuk memeriksa suhu badan, alat penyemprot disenfektan, bilik sterilisasi dan lokasi Posko yang kurang strategis, Ini urusan nyawa jangan main main,” ujar Naufal. (BUT)

Loading...