oleh

Apakah Aparat Keamanan Perlu Brutal Menghadapi Mahasiswa?

Apakah Aparat Keamanan Perlu Brutal Menghadapi Mahasiswa? Oleh: Asyari Usman, Wartawan Senior.

Banyak rekaman video tentang tindakan keras, sadis, dan brutal yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap aksi unjuk rasa (unras) yang dilancarkan mahasiwa dan pelajar sekolah menengah dalam 3-4 hari ini. Baik itu di Jakarta maupun di kota-kota lain. Banyak mahasiswa yang mengalami luka-luka berat dan ringan. Mereka berdarah-darah. Ada yang bocor kepala, koyak bibir, benjol dahi, dlsb.

Apakah aparat memang perlu bertindak begitu kasar dan brutal? Apakah para mahasiswa membawa senjata? Bukankah pada dasarnya mereka berunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi dengan tertib?

Dari kacamata aparat, tampaknya mereka merasa tindakan keras dan brutal itu harus dilakukan karena para mahasiswa anarkis. Mereka dikatakan menyerang aparat. Melempari aparat dengan batu.

Tapi, apakah tidak perlu dipikirkan mengapa para mahasiswa itu terpancing menyerang? Apakah aparat tidak merasa bahwa mereka, mungkin, melakukan taktik yang membuat mahasiswa terpancing?

Baca Juga :  Membingkai Makna Sholawat dengan Politik Islam. Opini Ainul Mizan

Kalau dilihat rekam jejak mahasiswa pasca-reformasi, mereka kelihatannya bukanlah orang-orang yang terbiasa bertindak anarkis. Bahkan mereka jarang mau turun berdemo. Artinya, rata-rata mahasiswa sekarang ini tidak mudah dikerahkan turun ke jalan. Apalagi disuruh membuat kerusuhan.

Setelah mengamati unjuk rasa mahasiswa di berbagai tempat, saya berpendapat para mahasiswa yang turun ke jalan dalam seminggu ini lebih banyak memperlihatkan perilaku yang tidak anarkis. Mereka itu boleh dikatakan para demonstran pemula. Dalam arti, baru pertama kali ikut unjuk rasa.

Besar kemungkinan para mahasiswa tidak menyangka kalau aparat keamanan akan berlaku kejam, sadis, dan brutal. Sampai tega menghajar pendemo yang sudah babak belur dikeroyok.

Bahkan, ada rekaman video yang menunjukkan aparat keamanan yang mementungi sejumlah pengendara sepedamotor yang sedang berhenti karena macet. Padahal, para pengendara yang dipentungi itu tidak ada kaitannya dengan aksi unjuk rasa. Sangat mengherankan.

Ada pula video yang memperlihatkan belasan aparat tiba-tiba saja memukuli seorang anak muda yang sedang berjalan menuju gerbang gedung. Diduga ini terjadi di Medan. Anak muda itu dipukul dengan pentungan, dengan tangan, dan ditendang sampai tersungkur. Setelah itu, masih dikeroyok lagi.

Baca Juga :  Jokowi Ditinggalkan Pendukung? Sebuah Opini Tony Rosyid

Kemudian, entah di mana kejadiannya, satu video menunjukkan kerumunan aparat berseragam ‘riot gear’ (perlengkapan huruhara) sedang mengeroyok seseorang yang sudah terkapar di dekat dinding bangunan kaca. Tanpa baju, orang itu ditendang dan dipukuli sekuat tenaga oleh kawanan aparat. Terdengar seorang wanita berteriak-teriak agar aparat berhenti mengeroyok orang yang sudah tak berdaya itu. Tampaknya korban pengeroyokan itu paling tidak menderita luka berat. Atau mungkin juga menemui ajalnya.

Luar biasa. Sadis. Beringas. Brutal.

Pengeroyokan oleh kawanan aparat model begini sudah sering terekam video. Ingin bertanya, apakah cara ini sudah menjadi prosedur baku di kalangan aparat keamanan? Begitukah SOP mereka?

Apakah harus brutal menghadapi pendemo? Haruskah sadis menghadapi mahasiswa?

Loading...