oleh

Bangsa Besar Indonesia Jangan Bersandar di Bahu Yang Lemah

Bangsa Besar Indonesia Jangan Bersandar di Bahu Yang Lemah.

Ditulis oleh: Tubagus Soleh, Ketum DPP Ormas Kerabat dan Sahabat Kesultanan Banten (Babad Banten).

Setiap orang pasti memiliki masalah dalam kehidupannya. Tanpa memandang bulu dan posisi jabatan. Bahkan tidak ada makhluk di dunia yang terbebas dari masalah. Semuanya saling tergantung dan saling membutuhkan.

Sebagai sesama makhluk, Tuhan sudah tegas memerintahkan kita harus saling tolong menolong. Tentu saja dalam bingkai kebaikan. Tanpa ada rasa ingin menolong, membantu dan memberikan support yang sewajarnya kepada sesama, kehidupan akan sulit berkembang kearah kebaikan.

Sederhana dan simpel. Tolong menolong dalam kebaikan. Begitu perintah Tuhan. Maka kehidupan akan berkembang penuh harmoni. Tapi sebaliknya. Bila kehidupan saling tindas, saling hisap, saling peras, dan saling hawek tunggulah kehancurannya.

Baca Juga :  Apakah KPK Akan Mengembangkan Kasus Korupsi Juliari Peter Batubara Hingga Ke Gibran Rakabuming Raka

Dalam sebuah kekuasaan politik, bila kekuasaan hanya dikuasai oleh segelintir orang, dan tanpa bisa sharing kekuasaan dalam pengertian yang positif, cepat atau lebih cepat pasti akan muncul sebuah tirani kekuasaan. Partai politik tidak boleh ada yang dominan. Dan menggenggam kekuasaan secara absolut.

Demokrasi Pancasila memberikan ruang yang luas bagi segenap anak bangsa memiliki keterwakilan di MPR. Tanpa memandang mayoritas atau minoritas. Tapi sayang napsu hawek kekuasaan meruntuhkan bangunan demokrasi yang indah tersebut.

Sekarang tidak ada lagi sistem keterwakilan yang benar benar sesuai dengan nurani. Semua ukurannya duit. Anda mau jadi anggota Dewan, berapa anda punya duit. Simple. Begitulah demokrasi kita saat ini. Dan ini jelas bukan demokrasi Pancasila yang di cita-citakan oleh Founding Father Kita.

Baca Juga :  Pergerakan Umat Islam Yang Carut Marut

Bila dibiarkan dan terus menerus demokrasi model barat yang sekarang dipaksakan kepada bangsa kita, dalam jangka panjang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena hal itu tidak sesuai dengan jati diri Bangsa kita yang berjiwa Gotong Royong dan andap ashor.

Tugas segenap anak bangsa saat ini adalah mengembalikan Jati Diri Bangsa melalui mengembalikan UUD 1945 yang para Founding Father kita pertama kali dirumuskan dan disahkan.

Jangan sampai bangsa besar ini bersandar di bahu yang lemah.

Bila itu terjadi, silahkan anda sendiri yang membayangkan.

Loading...