oleh

Jokowi Paham, Konstelasi Politik Pilpres Bisa Berubah Total

Jokowi Paham, Konstelasi Politik Pilpres Bisa Berubah Total

Oleh : Yudi Syamhudi Suyuti
Koordinator Eksekutif JAKI (Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional)

Sebagai Presiden, tentu Jokowi sangat paham bahwa peta konstelasi politik Pilpres 2024 dapat berubah total.

Hal ini bukan tanpa sebab. Karena hingga saat ini, masih belum ada kepastian dari Partai-Partai Politik untuk ditetapkan dalam keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum), siapa Capres dan Cawapres yang dipastikan maju melalui Pilpres 2024 mendatang.

Dalam jam, menit dan detik-detik terakhir pendaftaran, kepastian siapa saja pasangan Capres dan Cawapres yang akan berkompetisi dan diusung Partai atau gabungan Partai menjadi pasti. Dan kemudian diteruskan melalui pendaftaran di KPU.

Sejauh ini, memang telah muncul nama-nama bakal calon Presiden di publik, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto. Namun baru satu nama yang telah dipastikan memenuhi syarat untuk diusung Partai, yaitu Ganjar Pranowo. Dimana PDI Perjuangan adalah satu-satunya Partai yang telah memenuhi syarat untuk mengusung Calon Presiden, sekaligus telah ditetapkannya Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden hasil keputusan Partainya.

Baca Juga :  Mulyanto PKS Desak Pemerintah Moratorium Pembangunan Pembangkit Listrik Sendiri

Namun, PDI Perjuangan tentu memiliki perhitungan matang, bahwa dalam Pilpres 2024 mendatang, mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri adalah opsi paling terakhir. Dan jika PDIP, pada akhirnya mengambil jalan politik tersebut, sama artinya bahwa PDIP bersiap untuk memilih jalan sebagai pihak oposisi dengan perhitungan terburuk. Hal ini tentu memungkinkan terjadi, jika secara tiba-tiba PDIP membatalkan kerjasama antara Partai-Partai Politik. Tentu semua hal bisa terjadi.

Siapa yang menyangka, ketika pada Pemilihan Presiden di awal reformasi, tiba-tiba Gus Dur justru muncul di hari-hari terakhir dengan diusung oleh Poros Tengah, dan justru Gus Dur memenangkan Pilpres, sehingga dirinya menjadi Presiden. Hal ini tidak ada yang menduga sama sekali.

Baca Juga :  Djoko Tjandra Diduga Kembali Buat Ulah, Sekjen GPI: Pindahkan Saja ke Lapas Nusakambangan

Meskipun dalam Pilpres kali ini, Pemilihannya diadakan secara langsung, namun yang perlu diingat adalah Pipres diadakan bersamaan dengan Pileg. Artinya, meskipun ketokohan atau figur sangat penting dalam Pilpres, namun dalam hal penggalangan suara pemilih, Partai memiliki instrumen yang sangat kuat dalam memenangkan Capres beserta Cawapresnya. Sehingga gabungan Partai disini juga sangat berperan dalam meraih suara pemilih.

Banyak faktor untuk mengkalkulasi konstelasi Pilpres ini. Salah satunya adalah kepastian menyangkut Bakal Cawapres yang akan diusung dan gabungan Partai Politik untuk mengusung pasangan Capres Cawapresnya.

Jokowi sebagai Presiden tentu memahami situasi politik yang terjadi. Oleh karena itu, selalu menyampaikan hati-hati dan ojo kesusu kepada para pendukungnya.

Loading...