oleh

PATUHI Keluhkan Aturan Biometrik Yang Menzalimi

SUARAMERDEKA – Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah Dan Haji Indonesia ( PATUHI ), Kamis, (3/01/19) mengadakan konferensi Pers tentang pengambilan data Biometrik jamaah umrah dan haji oleh VFS Tasheel ( kontraktor swasta asing yang di tunjuk pihak Saudi Arabia ).

Seperti sudah banyak diketahui oleh masyarakat/Jamaah Umroh dan Haji bahwa ada aturan baru yang mau tidak mau harus mereka jalani. Jamaah umroh dan haji harus merekam data Biometrik agar dapat berangkat umroh dan haji. Namun ketidak siapan pihak VFS Tasheel menyebabkan banyak calon jamaah umroh dan haji terbengkalai. Dan menimbulkan kegelisahan baru bagi para calon jamaah umrah dan haji maupun penyelenggara umrah dan haji di Indonesia.

Baca Juga :  Sambut Harpelnas, Dewas BPJS Ketenagakerjaan Kunjungi Kota Banjarmasin

Tanpa dibekali perangkat yang memadai, lokasi kantor yang sulit dijangkau para calon jamaah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Serta kemampuan SDM yang sangat minim baik dalam pengusaan alat maupun dalam hal pelayanan.

PATUHI menilai kebijakan Pemerintah Saudi yang semula dimaksudkan untuk mengurangi antrian. Saat kedatangan di bandara Jeddah maupun Madinah. Namun aturan ini berubah menjadi prosedur tambahan yang sangat menyulitkan jamaah umrah.

Keluhan para jamaah umrah ini sudah dilayangkan PATUHI kepada Kementrian Agama RI. Kemenlu RI, DPR, Kedubes Saudi Arabia di Jakarta serta menemui Wakil Menteri bidang Umrah, Dr. Wazan di Jeddah. Tapi keluhan yang disertai bukti berupa video dan foto itu belum juga mendapat respon dari pihak Saudi Arabia. (MIL)

Baca Juga :  Festival Kitab Kuning di Banyuwangi, Kenalkan Warisan Keilmuan Ulama Nusantara ke Generasi Muda
Loading...