SUARAMERDEKA.ID – Dalam rangka menjalankan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Yang mana salah satunya program pengabdiannya adalah dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Untuk itu, Universitas Diponegoro melalui program KKN, menerjunkan Tim KKN II 2022/2023 yang salah satunya adalah Lutgardis Novin Indira Pratista. Ia adalah mahasiswi dari Fakultas Kedokteran, Jurusan Kedokteran Umum. Untuk melakukan pendampingan langsung kepada masyarakat yang ada di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
Program KKN tersebut dilaksanakan dari mulai tanggal 7 Juli sampai dengan 19 Agustus 2023. Dengan program kerja unggulannya yaitu penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Stunting di masyarakat.
“Masalah gizi buruk (Stunting) adalah salah satu yang menjadi sorotan utama dan program kerja kami pada KKN ini,” Ujar Lutgardis Novin Indira Pratista, dalam rilisnya yang diterima oleh redaksi, Jum’at (10/08/2023).
“Dalam mengupayakan tercapainya tujuan berkelanjutan yang telah tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, maka kesehatan menjadi fokus utama. Permasalahan stunting yang merajalela di wilayah Kecamatan Bulu, Sukoharjo, telah menunjukkan urgensi perlunya tindakan nyata,” tandas mahasiswi yang akrab disapa Novin tersebut.
Novin pun menjelaskan bahwa stunting adalah masalah gizi kronis yang mengakibatkan pertumbuhan fisik dan mental anak terhambat, mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, terutama anak-anak. Stunting yang dialami di usia dini dapat berdampak serius pada masa depan anak, mengganggu tumbuh kembang dan meningkatkan risiko penyakit infeksi.
Dalam rangka menanggapi hal ini, Rembug Stunting sebagai program pemerintah telah menginspirasi upaya penanganan dini, khususnya pada anak-anak TK, yang menggunakan media edukasi yang interaktif dan menarik.
“Program penanganan dan pencegahan stunting pada anak-anak TK dilaksanakan di TK Desa Sanggang pada tanggal 24 Juli 2023. Program ini dimulai melalui kesepakatan bersama ibu guru TK Desa Sanggang untuk melaksanakan kegiatan edukasi. Mulai dari sikat gigi dan poster informatif menjadi bagian dari persiapan program ini,” terang Lutgardis Novin.
“Poster tersebut berisi tentang stunting, termasuk pengertian, penyebab, dampak, epidemiologi, serta cara pencegahan dan penanganannya. Para anak-anak TK diajak mengikuti dongeng interaktif yang disampaikan melalui poster,” lanjutnya.
“Poster tersebut mengisahkan seorang anak yang tidak menjaga kesehatan gigi dan tangan sehingga pertumbuhan fisik dan kecerdasannya terhambat. Cerita ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pesan penting kepada anak-anak,” jelas Novin.
Lebih lanjut Novin menjelaskan, tahap pelatihan sikat gigi dan cuci tangan secara benar dimulai. Sikat gigi dibagikan kepada adik-adik, sambil dijelaskan cara yang tepat untuk menjaga kebersihan mulut.
Mereka juga diajari tentang pentingnya mencuci tangan secara benar. Semua aktivitas ini dilakukan melalui pendekatan yang menyenangkan, membuat anak-anak lebih antusias dan mudah memahami pesan-pesan kesehatan.
“Program ini tidak hanya fokus pada aspek edukasi, tetapi juga menggugah kesadaran anak-anak tentang pentingnya kesehatan gigi dan tangan. Diharapkan, upaya ini akan memberikan dampak positif dalam menangani permasalahan stunting sejak dini, dan pada gilirannya, membantu anak-anak Desa Sanggang tumbuh dengan lebih sehat dan berkualitas,” harapnya.
Selain itu, mahasiswi yang juga didapuk sebagai sekretaris Tim KKN II 2022/2023 tersebut juga menerangkan. Bahwa masyarakat Desa Sanggang memiliki harapan besar terkait program penanganan dan pencegahan stunting yang dilakukan melalui kegiatan edukasi interaktif bagi anak-anak TK.
Mereka berharap bahwa program ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan tangan sejak dini. Masyarakat ingin melihat generasi muda desa tumbuh secara sehat dan optimal, terhindar dari masalah pertumbuhan fisik dan mental yang dapat menghambat potensi mereka di masa depan.
“Masyarakat juga berharap bahwa kegiatan ini akan membawa perubahan positif dalam perilaku sehari-hari anak-anak terkait kesehatan gigi dan tangan. Melalui adanya pengetahuan baru yang diperoleh melalui edukasi ini, mereka mengharapkan anak-anak menjadi lebih aktif dalam merawat kesehatan mereka sendiri, termasuk kebersihan gigi dan tangan,” terangnya.
Novin berharap bahwa program ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif dalam mengatasi masalah stunting di Desa Sanggang. Melalui edukasi sejak dini, diharapkan jumlah kasus stunting di masa depan dapat berkurang secara signifikan. Sehingga anak-anak akan memiliki peluang yang lebih baik untuk tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan aktif dalam berbagai aspek kehidupan.
“Secara keseluruhan, masyarakat memiliki harapan besar bahwa program ini akan membawa perubahan positif dalam kesehatan dan kualitas hidup anak-anak desa. Dengan upaya bersama melalui edukasi interaktif, diharapkan masa depan yang lebih baik dan bebas dari masalah stunting dapat direalisasikan,” pungkasnya. (RED).