oleh

Virus Corona Hidup Berdampingan Bersama Virus Kapitalisme

Virus Corona Hidup Berdampingan Bersama Virus Kapitalisme. Oleh: Muliadi,  Mahasiswa Ilmu Politik UHO, Kader HMI Cabang Kendari.

Virus corona atau Covid-19 ( Corona Virus Disease 2019 ) yang sampai saat ini belum juga terhenti peredarannya semakin membuat masyarakat dilema dan waspada ” bagi masyarakat yang sadar akan bahaya virus ini ” dalam menjalankan aktivitas sehari-hari .

Virus yang mulanya “diduga” berasal dari Wuhan ( China ) telah menjalar hampir ke seluruh penjuru negara tak terkecuali indonesia , Dari data yang penulis berhasil kumpulkan sampai hari ini ( Rabu , 3 juni 2020 ) tercatat telah memakan 1.663 korban jiwa penduduk tanah air , dengan rincian 27.549 dalam perawatan medis .

Pandemi ini telah membuat sistem perekonomian menjadi “terombang-ambing” tidak karuan akibat pengaruh Virus Ganas Itu . Tetapi hal ini tidak berlaku bagi para bandit-bandit Serakah Kapitalisme yang malah semakin melebarkan sayapnya disaat pandemi seperti saat ini.

Ini Bisa kita lihat dari masker yang seharusnya menurut hemat penulis seyogianya diberikan gratis kepada masyarakat luas tetapi masih ada saja para bandit-bandit kapitalisme yang mencoba memainkan harga masker yang semula sebelum Virus Corona bisa kita jumpai dengan harga dua ribu perlembar kini bisa mencapai harga 20 ribu perlembar , padahal kalau kita tela’ah secara lebih eksplisit esensinya sama saja yaitu untuk menutup/melindungi mulut dan hidung .

Baca Juga :  Impor Bawang Putih dan Ilusi Swasembada. Opini Djumriah Lina Johan

Kenaikan harga ini tentunya menjadi penderitaan ganda masyarkat dan sangat memberatkan bagi para masyarakat terkhusus masyarakat kurang mampu yang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah susah payah apalagi untuk membeli masker yang harganya kian melonjak .

Tidak hanya itu , beberapa hari yang lalu kita sempat di gegerkan oleh vidio yang sempat Viral dimana ada seorang anak yang ” katanya ” disogok oleh tim medis disalah satu rumah sakit tanah air . Menurut pengakuan sang anak dirinya disogok untuk mengakui bahwa Ayahnya meninggal akibat Terjangkit Virus Corona , padahal menurut pengakuan sang anak ayahnya meninggal akibat mengalami penyakit jantung bukan terinfeksi Virus Corona.

Jika peristiwa penyogokan itu benar terjadi ini tentunya menjadi hal yang sangat melukai perasaan dan menjadi luka mendalam bagi masyarakat yang sedang was-was dengan keberadaan virus corona tetapi masih ada saja oknum ” nakal ” yang mencoba memperkeruh situasi dengan mengambil keuntungan dibalik situasi pandemi seperti saat ini.

Baca Juga :  Memahami Pak Luhut Lewat Status Facebooknya, Opini Asyari Usman

Peristiwa-peristiwa itu tentunya tidak lepas dari peran para bandit-bandit tamak kapitalisme yang mencoba mengambil kesempatan dibalik kesempitan disaat pandemi seperti ini . Peristiwa ini menjadi hal yang harus ditangani secara serius oleh pemerintah tak terkecuali masyarakat luas terlebih masyarakat intelektual yang menamakan diri sebagai mahasiswa untuk sama-sama bergotong royong mengontrol agar para bandit-bandit kapitalisme tidak semakin meluaskan keserakahannya disaat situasi genting pandemi virus corona seperti saat ini.

Penulis berpesan marilah kita sama-sama kembali kepada fitrah kita untuk menolong sesama , bukannya mengambil keuntungan diatas penderitaan orang lain seperti yang dilakukan para bandit-bandit serakah kapitalisme .

Loading...