oleh

Historis Bangunan Cagar Budaya Asrama Inggrisan Banyuwangi Peninggalan Belanda

SUARAMERDEKA.ID – Bangunan bersejarah dalam kota Banyuwangi, akrab di sebut Asrama Inggrisan merupakan salah satu bangunan yang penuh dengan nilai sejarah. Orang Banyuwangi biasa menyebutnya sebagai Kampung Inggrisan. Bangunan eksotis itu sarat akan cerita menarik didalamnya.

Asrama Inggrisan yang di huni anggota Kodim 0825 Banyuwangi berlokasi di Jl. Diponegoro No.1, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, bersebelahan dengan bangunan gedung Joeang yang sama sama memiliki nilai historis dalam kota, dan arah kerabat menuju titik nol (0) jantung kota Banyuwangi ada Madjid Jamik Baiturrahman, Lun alun Sri Tanjung , serta sisi Utara Pendopo Sabha Swagata Blambangan yang di huni Bupati Banyuwangi sebagai rumah dinasnya.

Bangunan kuno ini menjadi perhatian mata para pengunjung, saat mengelilingi kawasan Asrama Inggrisan, serta ratusan orang setiap harinya melirik komplek Inggris san, bagi orang yang mau ke pasar. Memang posisi bangunan militer Inggris san itu sisi Timur Alun alun Blambangan yang era dulu akrab di sapa alun alun Taga Loji menyatu dengan bangunan Gedung Seni Budaya (Gesibu), sisi Utara berjejer dengan Gedung Joeang rumah Dinas Komandan 0825, berjajar sebelah timurnya rumah dinas Kepolresta Banyuwangi.

Baca Juga :  Korda NU Se Madura Minta Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi

Menurut Sumber Budaya (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, pintu masuk ke kompleks Asrama Iggrisan merupakan sebuah gapura dengan tembok bata tebal tanpa polesan semen. Pada halaman yang tepatnya di belakang pintu masuk terdapat sebuah sumur dari bata yang sekarang sudah ditutup.

Bangunan utama yang berbentuk rumah panggung membujur utara selatan sepanjang 67,5 meter. Pada bagian tengah bangunan utama terdapat sebuah ruang yang berdenah persegi dan memiliki 2 pintu di keempat sisinya.

Di halaman kompleks Asrama Inggrisan terdapat lempengan beton cor yang bertuliskan “Burn Brothers, Rotunda Works, 3 blackfriars road, London SE”.

Di sebelah selatan dari bangunan utama terdapat bangunan rumah yang menghadap ke utara. Bangunan tersebut beratap limasan dan terdapat ventilasi atau angin-angin di antara atap tersebut. Beratap genteng, dinding tembok, lantai plester, serta teras yang luas dengan pagar dan berpilar kayu.

Bangunan ini berbentuk rumah panggung disangga oleh 13 pilar di sebelah utara dan 13 pilar di sebelah selatan, sedangkan di bagian tengah terdapat 6 pilar yang menopang teras dan dilengkapi tangga naik dari beton cor dan tatanan batu pada bagian atasnya. Jarang sekali bangunan peninggalan Belanda berbentuk panggung.

Baca Juga :  Pemkab Banyuwangi Berkolaborasi dengan Asosiasi Dunia Usaha untuk Pemulihan Ekonomi

Asrama militer Inggrisan awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1776.

Pada perkembangannya, gedung itu kemudian diambil alih oleh British East India Company (BEIC) atau kantor dagang Inggris pada abad ke-18.

Tempat ini lantas dijadikan tempat kabel jaringan telegraf bawah laut yang menghubungkan Eropa hingga Australia.

Asrama Militer Inggrisan selesai dibangun pada tahun 1811. Pemerintah Inggris menyerahkan bangunan ini kepada pemerintah Hindia Belanda setelah disepakati adanya pengembalian wilayah jajahan di antara kedua negara ini, khususnya di Hindia Belanda.

Kabel dengan rute dari Kabupaten Banyuwangi ke Kota Darwin dibangun tahun 1870 oleh British-Australian Telegraph Company di Inggrisan.

Pada saat perang dunia II berlangsung, Jepang menghancurkan kabel tersebut.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Inggrisan dijadikan sebagai markas tentara Jepang oleh Batalion Macan Putih Banyuwangi.

Sumber lain mengatakan, Asrama Inggrisan serupa yang ada di Australia, namun bangunannya lebih tua Inggrisan yang ada di Banyuwangi.

Disarankan bagi pengunjung yang datang di Asrama Inggrisan pada jam dan hari kerja, karena bangunan tua bersejarah ini masuk kedalam digunakan hunian / komplek Kodim 0825 Banyuwangi.(BUT).

Loading...