SUARAMERDEKA.ID – Hari Raya Idul Fitri 1446 H, sudah di anbang pintu, namun pasar Banyuwangi terpantau sepi dengan kondisi yang sangat prihatin keramaian pengunjung untuk membeli sandang di banding tahun – tahun sebelumnya.
“Mau lebaran, tetapi seperti hari biasa. Sepi, tidak ada peningkatan yang signifikan.” tutur Abdul Kholik, pedagang baju di Pasar Banyuwangi, Rabu (19/3/2025).
Dampaknya, omzet penjualan sandang (baju, celana dan lainya) untuk pedagang mengalami penurunan drastis.
“Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, omset penjualan saya turun hingga 70 persen lebih.” tuturnya lagi.
Kholik menekankan bahwa biasanya dua minggu menjelang lebaran, pasar sudah mulai ramai pengunjung, namun kini kondisinya jauh berbeda dengan jumlah pembeli yang sangat sedikit.
Menurut pedagang tersebut, sepinya Pasar Banyuwangi bukan disebabkan oleh relokasi pasar, melainkan kondisi ekonomi nasional yang sedang memburuk. Fenomena serupa juga terjadi di pasar-pasar lain.
“Para sales juga bilang, pasar sepi hampir merata, baik itu di Pasar Rogojampi dan Genteng. Bahkan di Pasar Grosir Surabaya pun juga sepi saat saya kulakan barang dagangan di sana yang biasanya ramai pembeli.” urainya.
Kholik bahkan membandingkan kondisi saat ini lebih buruk dibandingkan masa pandemi Covid-19 atau krisis moneter 1998.
“Selama puluhan tahun saya dagang baju, sekarang ini yang paling sulit. Pembeli benar-benar sepi. Daya beli masyarakat benar-benar anjlok.” terang Kholik dengan mengenang dagangannya di tahun – tahun lalu.
Meski situasi sulit, Kholik tetap berharap keadaan akan membaik dalam beberapa hari terakhir menjelang Lebaran.
“Biasanya kalau sudah tunjangan hari raya (THR) cair, pembeli lebih banyak berdatangan. Semoga saja.” pungkas Kholik, berharap.
Namun sisi lain, untuk pedagang bahan pokok di Banyuwangi, seperti beras, minyak, telur, gula, standart harga bagus serta pengunjung lumayan rame.(BUT)
