SUARAMERDEKA.ID – Salah satu pekerja pembangunan Mall Pelayanan Publik Sritanjung Kabupaten Banyuwangi berinisial AM (19) mengalami kecelakaan kerja pada hari Kamis (7/11/2019). Warga Desa Pondok Nongko Kecamatan Kabatini mengalami cidera di kaki dan sempat dilarikan ke RSUD Blambangan.
Mardiyah ( 37 ) ibu kandung AM, korban laka kerja saat ditemui suaramerdeka.id di rumahnya, Kamis (14/11/2019) pagi Pukul 08.00 WIB. Ia menceritakan, saat anaknya masih sakit akibat kecelakaan kerja di Mall Pelayanan Publik Sritanjung. Ia juga menceritakan bahwa kondisi luka anaknya masih basah belum kering. Namun beberpa hari lalu, atasan AM datang ke rumah, memberitahu bahwa anaknya harus segera kembali bekerja.
“Ada apa anak saya yang masih sakit akibat jatuh dan kakinya belum sembuh kok di suruh masuk kerja lagi. Oleh orang bernama pak Beni. Terus terang, anak saya jatuh itu hari Kamis. Seminggu yang lalu di bawa ke rumah sakit, habis itu di bawa pulang. Sama yang mengantar dikasih uang 200 ribu rupiah untuk pijat,” terang Mardiyah.
Lanjutnya, selama sakit, AM tidak dirawat di rumah sakit, ia hanya mennjalani rawat jalan. Dengan modal uang 200 ribu pemberian orang yang bernama Beni, AM mengecek kondisi kesehatan dan ganti perban di mantri kesehatan sebelah rumah dengan biaya sendiri. Mardiyah menuturkan, menurut keterangan mantri kesehatan, kondisi jahitan dan luka lainya masih basah. Artinya AM harus banyak istirahat.
“Kemarin sore ada tamu bernama pak Beni, meminta anak saya harus masuk kerja. Tolong AM besok masuk kerja. Saya bingung, ada apa sebenarnya. Kata pak mantri kesehatan harus perlu istirahat sampai luka kering, kok disuruh kerja. Dan saya heran, saat saya kenapa suruh kerja pak?, kan masih sakit anak saya. Pak Beni menjawab, anak ibu kerja lagi, tapi di sana tidak kerja. Hanya duduk saja karena kondisi sakit, dan di bayar sama dengan teman yang lain,” kata Mardiyah.
Lebih lanjut Mardiah menuturkan, anaknya sendiri mengaku tidak ingin masuk kerja. Alasannya, ia merasa tidak enak jika datang ke Mall Pelayanan Publik Sritanjung hanya untuk duduk-duduk saja, sementara rekan-rekan AM bekerja.
“Tidak enak dengan teman pekerja yang lain, dikhawatirkan iri. Sakit, tidak kerja, datang, duduk, dibayar. Dan sebelum pamit pulang pak Beni memberi uang ke anak saya 500 ribu rupiah. Semua 700 ribu rupiah, yang 200 sepulang dari rumah sakit itu untuk pijat,” jelas Mardiyah saat mendapingi anaknya.
Secara terpisah Mantri kesehatan tempat AM memeriksakan kesehatannya, Yusron Amin SKep Ns M.Kep menjelaskan pada awak media, AM masih perlu istirahat di rumah.
“Kalau menurut saya, AM masih harus istirahat. Karena luka jahitan masih ada yang basah. Apalagi di tiga titik yang saya perbaharui perbanya masih basah. Yang jelas AM sementara tidak diperbolehkan untuk beraktivitas. Intinya istirahat dulu,” terang Yusron. (BUT)