oleh

Riyadu Topeq: Kemajemukan, Keberagaman dan Perbedaan Mari Kita Rajut Menjadi Kesatuan

SUARAMERDEKA.ID – Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (PP GPI) gelar kegiatan sosialisasi moderasi beragama. Dengan mengangkat tema ‘Membumikan Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda dan Pelajar Islam Indonesia’.

Sosialisasi tersebut berlangsung secara offline dan juga online di Aula Masjid Aisah Gani, Jl. Talang No. 17 Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/4/2021). Kegiatan berlangsung dari mulai pukul 13.00 WIB dan ditutup pada pukul 22.00 WIB.

Ustadz Dr. (c.) S. Aminuddin SE., MM., M.Pd, sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan sosialisasi tersebut menyampaikan, bahwa Islam sendiri terbentuk di atas keberagaman. Bahkan Islam waktu itu berada ditengah-tengah dua kekuatan militer yang super power, yaitu Persia dan Romawi.

“Bahkan keduanya, yaitu Persia dan Romawi lenyap karena kezolimannya sendiri. Maka dari itu, Islam hadir menjadi agama yang rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam-red),” ucap Ketua Presidium Alumni 212.

Sementara itu, Kasubag Puslitbang Bimas Agama Kemenag RI. Riyadu Topeq menjelaskan melalui daring. Bahwa Kementerian Agama Republik Indonesia sudah selama tiga tahun selalu mensosialisasikan moderasi beragama di berbagai kalangan.

Baca Juga :  Ketum PP GPI : Jika Kedubes Tidak Segera Selesaikan Kegaduhan Ini, Maka Angkat Kaki Saja dari Indonesia

“Sudah tiga tahun ini kami selalu mensosialisasikan moderasi beragama. Dari berbagai kalangan, baik Islam maupun Kristen dan agama lainnya. Yang muaranya ialah kearifan nilai-nilai Pancasila,” ujar Topeq melalui aplikasi zoom meeting.

Topeq berharap, peserta kegiatan Sosialisasi Moderasi Beragama dapat menjadi teladan dan mampu menerima terhadap keberagaman dan perbedaan yang ada.

“Saya berharap dalam kegiatan ini, teman-teman mampu mensyiarkan. Kemajemukan, keberagaman dan perbedaan yang ada. Hingga menjadi kesatuan,” harap Topeq.

Sementara, Ketua Umum PP GPI. Diko Nugroho menjelaskan, semua agama dari lahir sudah moderat dan telah mengajarkan tentang moderasi.

“Jadi menurut saya, agama tidak perlu lagi dimoderasi. Karena semua agama pada hakikatnya sudah moderat dan juga mengajarkan tentang moderasi. Jadi yang perlu di moderasi itu adalah perilaku umat yang beragama,” tegas Diko Nugraha.

Diko meyakini, tidak ada benturan apapun antara ajaran Islam dengan Pancasila, apalagi orang Islam dengan Negara. Saya katakan tidak ada, bahkan pendiri bangsa ini kebanyakan adalah tokoh-tokoh Islam.

Baca Juga :  Kaderisasi Nasional GPI: Takdir Kami Adalah Memimpin Negara

“Saya yakin, tokoh-tokoh Islam sangat mengedepankan sisi kemanusiaannya. Karena sisi kemanusiaan adalah bagian dari sisi keimanan, kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan,’ pungkas Ketum PP GPI.

Sedangkan dalam session pendalaman, Ustadz M. Anwar menerangkan. Bahwa di Indonesia ini fanatisme terhadap agama sangat kuat. Maka semangat Kementerian Agama dalam mendorong moderasi beragama, yang disasar adalah orangnya dan bukan agamanya.

Agama sudah moderasi mengandung keadilan dan keseimbangan. Seperti yang tertulis dalam surat Al-Baqarah surah 2 ayat 143 : Wakadzalika ja’alnaakum ummatan wasathan litakuunuu syuhadaa-a ‘alannaasi wayakuunarrasuulu ‘alaikum syahiidan wamaa ja’alnaal qiblatallatii.

“Kata Allah berbicara tentang moderasi beragama, demikian pula kami telah menjadikan kamu umat Islam yang adil dan kami dipilih menjadi saksi atas perbuatan manusia,” pungkas Ketua Lembaga Dakwah PP GPI. (AMN)

Loading...